Bunga Tidur Belaka
Cerpen
Kutipan Cerpen Bunga Tidur Belaka
Karya wulanhamid
Baca selengkapnya di Penakota.id
Mimpi hanya bunga tidur belaka. Tapi kenapa juga dipikirkan berulang-ulang, menganggu suasana hatimu saja.

Hari ini senin penuh kekacauan, di mana hari yang paling sibuk di antara hari lainnya. Ketika membuka jendela pagi ini, hanya bising suara knalpot kendaraan lalu lalang. Tiada terdengar kicauan burung, hembusan angin yang menari-nari di antara dedaunan. Bising dan lagi-lagi bising klakson saling bersautan. Kuraba tempat tidurku dengan tubuh yang enggan berpaling dari tempat tidur. Di mana selimutku? Aku terus meraba dengan jari-jari lalu menepuk-nepuk tempat tidur, hingga kudapat ujung selimut bali, bagiku selimut dalam genggaman begitu nyamaan berada dipelukannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 pagi, aku tak menghiraukan beberapa alarm yang hampir setiap pagi membangunkan, tapi memang dasar telinga kadal, seberapa banyak alarm terpasang, sekencang apa pun musiknyaa, alam mimpi selalu lebih indah. Tak bisa dibayarkan dengan keindahan apapun menurutku. Tidur adalah tempat segala-galanya bagiku, melepas lelah, melepas duka, melepas bahagia. Aku sering kali bertanya pada tempat tidur lalu terlelap.

“hey, tempat tidur. Apa kabar setelah beberapa hari kutinggal sendiri. Bagaimana malam-malammu tanpaku?”

“sudah terbiasa”

“ah jawabmu mengapa seperti itu, apa kamu sedang ngambek?”

“tidak. Ada sprei, bantal, guling dan teddy yanng selalu memasang wajah cemberut”

“sudah banyak ternyata yang menemani malammu, artinya tidak ada aku, kamu tidak masalah ya”

“tidak”

“hanya itu jawabmu. Sungguh kamu tidak masalah?”

“aku sudah jawab tidak. Apalagi? Apa kamu membutuhkan jawaban lain? Atau kamu sedang membuat kesimpulan sendiri?”

“oke.. oke.. aku tidak sedang membuat kesimpulan sendiri. Aku khawatir, jika tidak kembali ke rumah. Kamu akan cepat melupakan keberadaanku”

“ ohyah? Mana mungkin aku melupakan hal itu. Aku adalah tempatmu berpulang, bagaimana pun kondisimu, separah apapun masalahmu, seberapa berat dukamu, sebesar apapun bahagiamu, kamu pasti kembali dalam pelukanku bersama sprei, guling, bantal, selimut dan teddy. kamu pikir, kita tak mengkhawatirkanmu? Di tambah si hitam sudah tak kembali lagi ke rumah, sepuluh hari berlalu tanpa si hitam manja. Kamu makin tak ingin pulang bukan? Kamu selalu bilang ke semua orang.. alasanmu pulang adalah si hitam manja, yang selalu merindumu setiap saat, kamu rindu bukan ? ketika dia berlari-lari mencuri perhatianmu, ketika menyambutmu pulang ke rumah, berdiri persis di balik pintu seraya berkata “selamat kembali”, ketika dia menunggumu di depan pintu kamar mandi, ketika tengah malam dia bermanja meminta sedikit hangatmu, ketika dia tertidur di atas tumpukkan buku-bukumu, memandangimu ketika kamu membaca buku, mengganggumu ketika kamu asik dengan notebook, coretan-coretan kecokelatan dan pena merah kesayanganmu”

“YAH AKU RINDU SI HITAM MANJA. Siapa lagi kesayanganku yang akan terus direbut dan hilang bagai kepulan asap mengudara. Selalu saja kesayanganku menghilang dan aku kehilangan tempat pulang. Ke mana lagi tempatku kembali. Umurnya persis satu tahun ketika dia menghilang dan aku sedang tidak di rumah. Mungkin momen tahun baru, ketika di luar rumah letupan petasan membisingkan kepala, dia berdiri dengan tegangnya memandangiku dengan ketakutan penuh. Mungkin ini perpisahan kami. Semalam aku mimpi tubuh hitam manja nyaris terbelah, tulang punggungnya mencuat keluar, darah bercucuran, wajah manjanya sudah menghilang, yang ada hanya wajah kesakitan. Hatiku kosong, khawatir keadaannya tidak baik-baik saja. Mimpi itu begitu jelas. Darah segar yang keluar dari potongan setengah badannya, ekor panjangnya lemas tak bergerak, tulang punggungnya keluar, ketika coba kusentuh, tulang itu bersimbah darah. Aku hanya terus memegang hitam manja dengan kebingungan, dengan wajah merah penuh air mata tanpa suara isakan. Tidak ada orang di sana, hanya aku dan hitam manja bersimbah darah. Wajah manjanya sirna, matanya mulai memutih sedikit menutup. Aku mencoba memeluknya dengan takut, takut hitam merasakan sakit kembali. Dan tiba-tiba saja aku terbangun dari tidur. Dan teddy menatapku tajam. Nafasku masih memburu. Lagi-lagi aku berasa tak berdaya ketika teringat hitam manja yang sudah sepuluh hari tak kembali ke rumah”

Jam sudah menunjukkan pukul 08:00. Artinya sudah satu jam aku bersemayam dalam mimpi.

Teddy berkata “Kau tau mimpi hanyalah bunga tidur. Walau terkadang mimpi-mimpi itu terus menggelantung dalam otakmu, abaikan saja. Ia bukan siapa-siapa!”

tempat tidur, sprei dan selimut masih tetap memeluku hangat. guling tetap menjadi sanggahan di tengkukku dan bantal tepat berada di kakiku. Lagi-lagi aku termenung beberapa menit, lalu bergegas pergi.
16 Apr 2018 16:40
102
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: