Takdir Bicara
Resensi
Kutipan Resensi Takdir Bicara
Karya wulanhamid
Baca selengkapnya di Penakota.id

Tuhan berseru :

Tulislah Ketetapan-KU yang AKU gariskan bagi segala sesuatu, hingga datangnya Hari Kiamat.


Bicara Takdir..


Rizki, jodoh, kematian?


Rizki,

Usaha tak mengkhianati hasil. Menurutmu ini digariskan begitu saja? Tuhan pun melihat kerja keras, usaha yang telah kita lakukan. Jika kau hanya bermalas-malasan yang kamu dapatkan hanya hasil bermalas-malasan. Dan ini benar adanya, semakin kau bekerja keras, melakukan sesuatu dan bersungguh-sungguh tanpa mengharapkan imbalan apa-apa, kau pasti mendapat apa yang memang diperuntukkan untukmu. Beberapa orang yang kutemui membuktikan hal ini, ada seseorang yang tidur sampai pagi berteman dengan laptonya, menuliskan apa yang ada dalam imajinasinya, berjuang setiap malam, meneruskan cerita dari halaman ke halaman agar dapat ia bukukan dan menafkahi keluarga. Ada seseorang yang tak pernah mengharapkan imbalan apa-apa ketika membantu seseorang, dia selalu berada dibalik layar, konseptor dan tak pernah namanya diucapkan oleh siapa pun, kini karena kebaikan hatinya, Tuhan memberinya sedikit hal lebih, berbicara di depan banyak orang, berbagi ilmu dan pengalaman yang dimilikinya selama ini. Beberapa penjual asongan, tukang minuman di pinggir jalan, mereka memiliki keyakinan dan kesabaran yang luar biasa bagiku, mereka yakin Tuhan tak mungkin membiarkannya kelaparan dan tak menjalankan kewajibannya mengisi perut kosong keluarganya di rumah dan senantiasa sabar menunggu apa yang diyakininya itu.


Jodoh,

Menurutmu ini digariskan begitu saja? Banyak sekali orang di sekeliling kita, coba kau perhatikan. Banyak sekali yang berencana menikah, banyak juga yang sudah menikah dan banyak pula yang sendiri. Apa yang terbesit dalam pikiranmu mengenai hal ini?

Jika kau seseorang yang sedang merencanakan pernikahan, tidaklah baik meremehkan seseorang yang sendiri. Dan jika kau seseorang yang telah menikah, tidak perlulah terlalu menggurui seseorang yang sedang dalam rencana menikah atau pun sendiri. Setiap orang memiliki waktunya sendiri-sendiri.

Jika kau seseorang yang sudah menikah. Apa kau yakin jodohmu adalah orang dalam pelukan itu? Jika kau seseorang yang sendiri dan sangat menginginkan pernikahan, alangkah baiknya menyibukkan diri. Jika kau percaya Tuhan sudah menggariskan segala sesuatu. Tak perlu jadi gunda gulana, semakin kau menginginkan sesuatu, semakin Tuhan menjauhkan itu. Berambisi itu tidak sehat.

Anggap saja jodoh itu ibarat pertemuan dan pasti akan berakhir dengan perpisahan.


Kematian,

Banyak orang tidak memikirkan kapan matinya kelak? Apakah dalam keadaan baik atau keadaan buruk? Bagaimana dosa-dosanya nanti? Diperhitungkan dan dipertontonkan? Apa yang sudah disiapkannya? Apa orang yang ditinggalkan siap jika kita meninggal dunia. Tak heran kematian adalah hal yang tak diinginkan oleh siapa pun, sekali pun ia yang sedang sekarat menderita penyakit masih tetap berjuang unntuk bertahan hidup lebih lama lagi. Tapi Tuhan telah berkata ‘AKU gariskan bagi segala sesuatu”.


.....


Siang terik hari ini, aku hanya membalik-balik lembaran buku Karya Paulo Coelho - Sepeti Sungai yang Mengalir dan aku meyakini hal ini. Paulo Coelho bercerita, Bapa Alan Jones berkata, kita membutuhkan empat daya yang tidak kasatmata : kasih, kematian, tenaga dan waktu. Keempat daya ini tak bisa diperlakukan sebagai persoalan-persoalan yang harus dipecahkan, sebab mereka berada di luar kendali siapa pun. Kita mesti menerimanya dan biarlah mereka mengajarkan pada kita apa saja yang perlu kita pelajari.


Berkali-kali kuulang apa yang dikatakan Bapa Alan Jones tersebut. Sesekali aku memejamkan mata mengulang kata-kata itu : kasih, kematian, tenaga dan waktu. Air mata mengalir begitu saja, coba kuulangi dalam hati : kasih, kematian, tenaga dan waktu. Lalu satu kata terucap begitu saja “Mama”, lagi-lagi darahku berdesir ketika menyebutnya. Kembali pikiranku entah menerawang jauh. Dan sontak saja, aku membaca kembali kata-kata Bapa Alan Jones : kasih, kematian, tenaga dan waktu.


Hati berkata : hidup ini memang banyak memberi pelajaran pada kita. Beberapa tragedi yang membuat kita menyembunyikan luka, empati yang dapat merubah kita menjadi manusia yang semestinya. Kematian seseorang atau kematian kita kelak, merupakan pelajaran paling baik bagi seseorang untuk menuntunnya menemukan diri sendiri. Kasih yang kita dapat dari orang-orang yang menyayangi kita, memberi kita kehangatan, rasa pengakuan yang lebih. Lalu tenaga kita yang setiap hari selalu membantu kita menyokong hari-hari selama hidup ini. serta waktu yang entah kapan dia akan berakhir bersama kita, membuat kita mengingat untuk apa Tuhan menciptakan kita?

14 May 2018 07:29
144
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: