Di ruang nestapa, aku memandang langit gelap.
Aku tidak takut.
Karena hidupku lebih gelap dari apapun yg oranglain pandang.
Di ruang nestapa, aku memilih diam.
Bukan karena tak suka berbicara, namun ungkapan apapun tak akan terdengar.
Di ruang nestapa, aku merintih.
Luka yang ditusukkan padaku begitu pedih.
Di ruang nestapa, aku tertawa.
Menertawai semua luka yang menyakitkanku.