NASIONAL
19 Feb 2019 22:15
907
Upaya Hadirkan Pemilu Berkualitas, Platform Pintar Memilih Resmi Diluncurkan

Penakota.id – Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan, pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) dilaksanakan secara serentak pada pemilu 2019 ini. Hal itu sebagaimana amar putusan MK yang mengabulkan uji materi Undang-Undang (UU) Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diajukan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Serentak.

Kebijakan baru ini dilakukan guna mengefisiensikan sejumlah hal. Baik dari sisi anggaran maupun waktu. Selain efisiensi, kebijakan ini juga dirasa dapat meminimalisir kecenderungan sikap “tersandera” seorang presiden dengan koalisi yang dibangunnya dalam dukungan saat pencalonan.

Namun, seiring tengah berjalannya proses kebijakan ini, masih ada hal-hal yang dirasa kurang dan patut dievaluasi. Salah satunya kebijakan ini melahirkan informasi di publik yang belum berimbang. Informasi mengenai pemilihan presiden nyatanya lebih mendominasi percakapan publik ketimbang pemilihan anggota legislatif.

Pemilih telah terpapar oleh informasi tentang profil visi, misi, dan program calon presiden, namun nampaknya pemilih belum terpapar oleh informasi tentang profil visi, misi, dan program calon anggota legislatif yang bertarung dalam kontestasi akbar tersebut. Padahal hal tersebut cukup vital demi parlementer yang lebih baik.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebenarnya telah membuka profil caleg pada sistem informasi infopemilu.kpu.go.id. Akan tetapi, berdasarkan pencermatan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), per 6 Februari 2019, nyatanya masih ada 2043 dari 7992 (25.56%) calon legislatif (caleg) yang enggan membuka data diri. Informasi profil caleg dan informasi lain dalam sistem informasi KPU nyatanya belum ditampilkan dalam format yang mudah, sederhana, menarik, dan ramah terhadap pemilih.

Berangkat dari hal-hal tersebut, Perludem berinisiatif mengolah data KPU menjadi format data terbuka agar para IT programmer dan web developer agar dapat lebih bebas dan mudah menggunakannya untuk membuat berbagai aplikasi alat bantu sosialisasi kepemiluan berbasis sistem operasi Android, iOS, Windows, atau website. Dari data terbuka ini, Perludem juga membuat platform berbasis web bernama Pintar Memilih. Platform tersebut dihadirkan agar nantinya pemilih dapat hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan bekal informasi memadai.

Informasi-informasi seperti profil capres, profil caleg, lokasi TPS, dan informasi elementer lain tentang proses dan tahapan Pemilu 2019 tentu dibutuhkan untuk membantu mempermudah memilih di hari pemungutan suara 17 April 2019 mendatang. Informasi-informasi tersebut berguna untuk pemilih agar bisa mendasarkan pilihannya pada integritas, kualitas, rekam jejak, dan komitmen yang bisa dilacak dari profil caleg tersebut.

Resmi Diluncurkan

Bekerja sama dengan KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Google Indonesia, Cek Fakta, rumahpemilu.org, AJI, AMSI dan Kok Bisa, pada hari ini, Selasa (19/2) Perludem pada akhirnya resmi meluncurkan platform Pintar Memilih. Pintar Memilih adalah sebuah platform pendidikan pemilih berbasis web yang menyediakan informasi proses dan tahapan Pemilu 2019. Pintar Memilih dapat diakses secara gratis di http://pintarmemilih.id.

Berdasarkan pemaparan Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraiani, platform Pintar Memilih menyediakan informasi Pemilu 2019, yakni ajang pesta demokrasi akbar pertama dalam sejarah yang penyelenggaraan pemilihan presiden, DPR, DPRD, dan DPD dilakukan secara serentak di hari yang sama. Pintar Memilih hadir agar pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan bekal informasi memadai.

Saat ini, platform Pintar Memilih telah menyediakan informasi caleg melalui fitur “Kenali Calon Wakil Rakyat.” Dengan memasukkan kota tempat tinggal pada kolom pencarian yang disediakan, pengguna akan langsung disuguhkan informasi caleg sesuai dengan daerah pemilihan (dapil) tempat alamat tersebut terdaftar. 

Pengguna bisa mengklik caleg untuk mengetahui detail informasi seperti nama, partai, dapil, nomor urut, gelar akademis, nama lengkap, tempat lahir, usia, jenis kelamin, agama, status pernikahan, alamat, pendidikan, pekerjaan, status khusus (terpidana/mantan terpidana/bukan mantan terpidana), motivasi (berisi hal-hal yang melatarbelakangi calon untuk mengajukan diri sebagai bakal calon) dan target/sasaran (berisi contoh hal-hal yang akan dikerjakan ketika telah menjadi anggota DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kab/Kota).

“Selain informasi caleg, platform ini juga menyediakan informasi mengenai capres dan cawapres, serta partai peserta pemilu,” kata Titi berdasarkan keterangan resminya, Selasa (19/2).

Informasi capres dan cawapres meliputi biodata, visi-misi, dan dana kampanye. Sementara informasi partai meliputi nomor urut, akronim nama partai, alamat kantor, email, persentase keterwakilan perempuan, nama-nama pengurus harian, sosial media resmi, serta dana kampanye.

Pintar Memilih juga dilengkapi fitur “Q&A”. Fitur tersebut merupakan fitur yang disediakan bagi pengguna yang ingin bertanya tentang proses dan tahapan Pemilu 2019 dan akan dijawab oleh tim dengan informasi yang kredibel dan terverifikasi. Beberapa informasi penting yang sering ditanyakan oleh pengguna ditampilkan dalam format video animasi yang disediakan oleh Kok Bisa, sebuah kanal YouTube anak muda pembuat video berorientasi edukasi.

Selain itu, Pintar Memilih juga menyediakan fitur “pengecekan fakta pemilu” yang terhubung dengan cekfakta.com, sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang dibangun di atas API Yudistira oleh Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) dan bekerja sama dengan beberapa media daring yang tergabung di AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) serta didukung oleh Google News Initiative dan Internews serta FirstDraft.

Dikatakan Titi, Pintar Memilih juga sedang mengembangkan fitur untuk mengecek lokasi TPS dan akan tersedia dalam waktu dekat. Nantinya, lewat fitur tersebut  pemilih akan dengan mudah dapat  memberikan suaranya di TPS pada pemungutan suara 17 April 2019 nanti. Fitur ini juga akan dilengkapi peta serta informasi kerawanan yang bersumber dari Indeks Kerawanan Pemilu 2019 milik Bawaslu.

Seluruh data bersumber dari sistem informasi terverifikasi milik KPU dan Bawaslu. Perludem mengadaptasikan data tersebut menjadi format Application Programming Interface (API) dan tersedia di platform API Pemilu, berangkat dari inisiatif Perludem sejak 2014 yang menyediakan data-data pemilu dalam format data terbuka. API Pemilu dapat diakses bebas di alamat http://pemiluapi.org.

“Dalam format data terbuka, para IT programmer dan web developer dapat lebih bebas dan mudah menggunakannya untuk membuat berbagai aplikasi alat bantu sosialisasi kepemiluan berbasis platform sistem operasi Android, iOS, Windows, atau website,” pungkasnya.

Senior Analyst Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Ryan Rahardjo mengapresiasi langkah ynag dilakukan oleh Perludem. Ia sendiri mengaku sangat senang dapat berkolaborasi dengan Perludem, Bawaslu, KPU dan pihak lainnya dalam menampilkan informasi Pemilu 2019 di satu wadah kepada masyarakat.

“Melalui platform ini, kami berharap dapat membantu meningkatkan pemahaman pemilih terkait Pemilu dan mengenalkan calon pemimpin bangsa untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilu 2019," ucapnya.

(Penakota – fdm/glp)

Bekerja sama dengan KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Google Indonesia, Cek Fakta, rumahpemilu.org, AJI, AMSI dan Kok Bisa, pada hari Selasa (19/2) Perludem resmi meluncurkan platform Pintar Memilih.