GAYAHIDUP
25 Sep 2017 11:00
1227
Hal-Hal yang Dilakukan Sebelum Menulis Puisi

Penakota.ID - Duhai sahabat Sir Pentoel, kalau kamu pernah menulis puisi berarti bisa dibilang kamu adalah penyair. Dan menurut Sir pentoel, seorang penyair adalah orang yang kuat dan berani. Mengapa? Karena mereka sanggup mengangkat pemikiran mereka dengan seluruh ‘kekuatan’ yang dimilikinya dan mampu menyajikannya dalam bentuk yang tak biasa namun indah. Luar biasa sekali bukan?

Buat sebagian orang yang gemar menulis puisi, pastinya akan paham dengan berbagai macam kebahagiaan yang sederhana. Seperti melihat anak-anak bermain layang-layang misalnya. Maka terciptalah satu sampai dua buah sajak/prosa.

Apa yang akan kami sampaikan berikut ini adalah ‘ritual’ yang biasa dilakukan orang-orang sebelum menulis sebuah puisi. Tapi ini cuma cocoklogi kok, ngga lebih. Jadi, ngga usah terlalu diambil pusing yah, kalo sependapat diiyakan kalo tidak sependapat cukup dihiraukan.

Berikut tiga hal yang menurut kami sering dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka menulis puisi :

1. Jatuh Cinta.

Kalian pasti tahu bahwa banyak inspirasi yang lahir dari hati yang bergejolak. Entah itu gejolak yang berasal dari rasa dicintai maupun disakiti. Sementara orang yang sedang mengecap rasa-rasa itu, pasti seperti ingin menumpahkan semua hal yang sedang dirasakannya dan menjadikan itu sebagai suatu bentuk yang nyata. Berkarya misalnya.

Orang kerap kali tiba-tiba menjadi puitis ketika dimabuk cinta dan menjadi kritis ketika lara tiba. Jadi, sepertinya itu semua cukup untuk menjadi pemantik agar ungkapan-ungkapan yang masih mengawang di lubuk jiwa tertuang dengan sempurna.

Oh iya, kami bukannya setuju dengan orang yang suka galau dan labil itu ya hehe. Jatuh cinta boleh, tapi jangan keseringan dan menjadikannya sebagai gaya hidup hehe. Intinya adalah jujur dengan perasaan kita sendiri. Begitulah biasanya awal mula orang mulai menulis puisi.

2. Menyendiri.

Seperti kata Albert Camus, “Dunia ini tidak pernah diam, meskipun dalam keheningan selalu bergetar dalam vibrasi  yang tidak tertangkap panca indra”. Ketika kita menyendiri, kita seperti bisa merasakan getaran-getaran semesta. Ya, getaran yang jarang tertangkap oleh panca indra. Seperti suara desis yang tidak jelas, lamunan khayal tingkat tinggi dan melihat diri sendiri dengan lebih mendalam.

Saat kita fokus meyendiri seperti itu, maka pasti kita akan bisa merasakan getaran semesta yang mendamaikan. Ketika kita ‘mendengar’ getaran itulah inspirasi muncul silih berganti dan mulai dikonversi menjadi puisi.

3. Mendengar Musik.

Ya, tiap jenis musik sepertinya memang mempunyai daya magisnya tersendiri. Jenis musik yang kita dengarkan akan selalu berdampak pada suasana hati dan pikiran. Misal, ketika mendengar jenis musik tertentu kita bisa dengan cepat mengingat masa lalu, merencanakan masa depan yang indah ataupun sekedar menikmati apa yang sedang kita rasakan. Saat ini.

Jadi, jelaslah bahwa musik mempunyai dampak yang signifikan dalam proses penulisan puisi. Karena ia dapat bertindak sebagai ‘kompas’ bagi hati yang hilang arah. Saat-saat seperti inilah waktu yang tepat untuk mulai menuangkan apa yang ada dalam hati atau pikiran ke dalam bentuk kata-kata yang nyata.

Itulah tiga hal yang biasanya dilakukan oleh orang-orang ketika hendak menulis sebuah puisi. Gimana? Sudah dapat inspirasi untuk menulis puisi hari ini?  Monggo, kalau sudah dapat silahkan tulis semua itu di www.penakota.id

(penakota.id - mht/fdm)

Menulis ada banyak sekali macamnya. Dan menulis puisi merupakan salah satu bagian dari itu. Sebuah kata-kata yang dirangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan suatu makna yang tak biasa.