“Without music, life would be a mistake,” kata Friedrich Nietzsche.
Penakota - Di Indonesia, ada banyak sekali jenis musik yang tersedia untuk didengarkan kemudian dinikmati oleh khalayak. Mulai dari yang paling digandrungi saat ini, yaitu musik dansa elektronik serta variannya. Kemudian, musik identitas Indonesia yang sampai saat ini terus dipertahankan dengan pelbagai cara dan kemasannya, misalnya dangdut.
Selain itu, ada juga musik yang jarang terjamah media arus utama, namun selalu menawarkan alternatif dan terobosan dalam skena: punk. Hingga genre apa pun yang berlabel perusahaan ataupun yang tidak terkekang oleh perusahaan (indie). Hal-hal tersebut hadir sebagai identitas dari blantika musik Indonesia. Namun, pada kesempatan kali ini, saya akan membatasi untuk membahas musik yang berada di jalur indie atau jenis musik yang tidak terkekang oleh perusahaan.
Berbicara musik indie sejatinya membahas jenis musik yang bebas. Dalam artian, mereka mengekspresikan keseniannya tidak didikte baik oleh perusahan ataupun pasar (khalayak). Mereka yang mengambil jalur musik ini berpendapat bahwa musik yang berlabel perusahaan terindikasi jenis musik yang banal dengan tema-tema yang itu-itu saja: seputar percintaan, patah hati, perselingkuhan, dan kekalahan hidup.
Seakan-akan tema musik yang menihilkan perjuangan hidup. Menganggap bahwa semesta ini hanya sibuk mengurusi cinta dan turunannya. Tiada lain selain picisan. Permasalahan tema musik (bagi saya) yang seperti ini sudah diangkat ke dalam sebuah lagu oleh band Efek Rumah Kaca (ERK).
ERK secara gamblang dan berbau kritik membuat lagu yang bertajuk “Cinta Melulu”. Lagu tersebut lahir lantaran mereka risih melihat tema-tema musik di Indonesia hari ini. Bagi para pendengar musik indie, ERK adalah band yang cenderung lagu-lagunya berbau kritik dan ironi. Mereka membuat lagu yang tidak mentah dan telanjang. Dalam artian, lagu-lagu ERK mempunyai daya kontemplasi atas situasi dan realitas di Indonesia.
Bila ERK memfokuskan jenis musiknya ke arah kritik, lain halnya dengan band asal Bandung, yaitu Angsa dan Serigala yang selanjutnya disingkat A&S. Band yang lagu-lagunya tersemai di soundtrack film Teman Tapi Menikah ini, cenderung membawakan lagu bergenre folk rock dengan diiringi alunan biola dan permainan rima di setiap lagunya.
Sumber: http://mavemagz.com
Atmosfer positif dan optimisme sangat kental di album pertamanya. A&S beranggotakan enam orang yang di antaranya, Hendra Araji (vokal), Meyga Sukmana (vokal dan biola), Esa Prakasa (gitar), Vicky Herdiana (bass), Arditya Ardana (keyboard), dan Vidi Herdiana (drum). Pada tahun ini, A&S genap satu dekade sejak berdirinya pada tahun 2008. Oleh karena itu, anggap saja tulisan ini adalah upaya kecil saya untuk merayakan hari lahirnya A&S.
Menurut pandangan saya, A&S mempunyai kesamaan dalam memainkan jenis musik dengan band folk rock asal Islandia, Of Monsters and Men yang selanjutnya disingkat OMAM. Di beberapa lagu antara A&S dan OMAM, keduanya sama-sama bermain ritme atau beat yang cepat di setiap lagunya yang mengindikasikan bahwa hal itu mengarah kepada jenis rock. Kemudian suasana musik yang dibangun antara keduanya juga sama, yakni mempunyai suasana ceria.
Bak Motivator
Mendengarkan A&S seperti sedang memompa semangat untuk tetap bertahan hidup dan tak bijak bila menyerah oleh realitas kehidupan. Bak seorang motivator, mereka mengubah lirik-lirik lagu yang berbau optimisme dan positif menjadi tidak mainstream. Hampir seluruh lagu A&S sebetulnya berupa petuah. Tetapi sebenarnya hal tersebut tidak begitu verbal dan didaktis. Sangat nikmat bila didengarkan ketika suasana hati tengah mendidih dan ingin meletup-letupkan rasa amarah terhadap sesuatu. Di situlah A&S senantiasa hadir mendinginkan kepala dan hati para pendengarnya. Berikut ini saya tuliskan salah satu lirik A&S di dalam album pertamanya:
Yang gelap dan terang
Yang datang dan menghilang
Yang kalah dan menang
Selalu ada
Yang kuat berkuasa
Yang lemah tak terjamah
Yang diam penuh amarah
Selalu ada
Reff: Dua sisi dunia takkan pernah berubah
Perbedaan yang ada tak penting semestinya
Hidup ini indah
Damaikan dunia
Tak perlu membenci
Semua butuh solusi
Teruslah berbagi
Jangan berhenti
Lirik lagu di atas diambil dari lagu yang berjudul “Dua Sisi”. Bila dilihat dari liriknya, tentu para pendengar akan langsung memahami esensi dari lagu tersebut. Melalui “Dua Sisi”, A&S sedikit memberi nasihat kepada kita, termasuk saya, bahwa segala perbedaan yang ada di alam semesta ini seyogianya jangan diperdebatkan. Justru dari perbedaan hal yang tidak terkira itu membuat kelangsungan hidup ini menjadi indah. Tak ada yang saling seragam. Seperti not dalam lagu, bila semua sama, di mana letak keindahannya?
Suasana positif pada lagu A&S tak hanya seputar realitas, melainkan juga positif dalam semesta cinta yang semenjana.
Biar saja hari ini penuh tawa dan candaan
Kutakkan pergi tinggalkan
Bertahun lama bersama
Habiskan waktu mengenang
Suka dukamu, hei kawan
Dan aku bertahan
Berkat ketulusan peran
Dan aku berjalan
Berkat pengorbanan
Bilamana akhir datang
ku masih bisa tersenyum
Akan kukenang semua nama
yang pernah singgah di hidupku
Biar saja hari ini penuh tawa dan candaan
Kutakkan pergi tinggalkan
Lirik lagu tersebut diambil dari judul “Detik dan Waktu”. Lewat lagu ini pula A&S memberikan pesan bahwa permasalahan cinta bukan hanya kepada seorang kekasih. Melainkan cinta kepada sahabat-sahabat yang sempat menjadi pelengkap di dalam detik dan waktu kehidupan seseorang. Masih ada lagi lagu yang mempunyai aroma positif dari A&S, berikut liriknya:
Waktu terus berjalan
Zaman terus berganti
Hidup yang masih panjang
Terus terlewati
Warna-warni pelangi
Berikan sebuah konklusi
Teriknya matahari
Jadi inspirasi
Teruslah berusaha
Jangan pernah berhenti
Cinta bukan segala
Hidup lebih berarti
Kau takkan pernah menyerah
Takkan pernah putus asa
Tak ada kata bungkam
Tuk taklukan dunia
Lirik di atas diambil dari lagu yang berjudul ”Inspirasi”. Lewat lagu ini A&S memberi petuah bahwa kehidupan bukan hanya menyoal cinta. Melainkan harus ada perjuangan hidup agar manusia tak kalah dan tetap bertahan atas situasi di sekitar. Upaya ini mesti dilakukan supaya kelangsungan hidup tak seperti padang savana yang tandus. Dalam artian, hidup yang amat begitu kering akibat cinta. Bila ketiga lirik di atas termasuk ke dalam napas positif dari lagu A&S, berikut ini saya tuliskan beberapa lagu yang masuk ke dalam napas optimisme dalam memandang dunia.
Riang
Kita menari riang
Senandungkan lagu senang
Menari berpegang tangan
Usah kau terus kecewa
Karna mentari yang cerahkan dunia
Dan tersenyumlah
Tertawalah
Biarkan dunia
Beri warna
Canda
Dan gurau habis lalu
Bersama susuri waktu
Esok hilanglah dukamu
Usah kau terus kecewa
Karna mentari yang cerahkan dunia
Dan tersenyumlah
Tertawalah
Biarkan dunia
Beri warna
Lirik di atas diambil dari lagu yang berjudul “Tersenyumlah”. Lewat lagu ini A&S kembali lagi memberi petuah kepada para pendengarnya bahwa kekecewaan harus dihilangkan dengan cara tersenyum, atau bahkan dengan cara berkelakar bersama kawan-kawan dekat. Kehidupan acapkali begitu kejam kepada manusia yang menjalaninya. Terkait dengan hal ini, saya jadi teringat dengan ucapan Albert Camus yang mengatakan bahwa manusia kebanyakan yang melakukan bunuh diri sebetulnya ia telah kalah oleh bertumpuk-tumpuk kekecewaan atas dunia yang absurd.
Nyanyikan nada yang indah
Tuk menghibur semua duka
Hapus semua air mata
Mari bernyanyi bersama
Bersenandung
Berdansa
Reff: Bernyanyi
Bernyanyi
Sudah lupakan semua
Masalah yang tak berguna
Usah kau terus bersedih
Mari hey mari bernyanyi
Bersenandung
Berdansa
Bernyanyi
Bernyanyi
Hingga esok hilanglah semua
Resahmu di hati
Bernyanyilah dan nikmati kini
Masa muda hanya sekali
Nampaknya lirik lagu di atas saling relevan dengan lirik sebelumnya. Bila di lirik sebelumnya A&S menyarankan untuk tetap tersenyum walau kehidupan begitu kejam, di lagu ini A&S menyarankan kita untuk terus bernyanyi dan menari. Lirik lagu di atas diambil dari lagu yang berjudul “Bernyanyi”. Lalu, ada apa dengan bernyanyi dan menari? Karena menurut pandangan saya, bernyanyi dan menari adalah dua medium untuk mengekspresikan perasaan yang berkecamuk atas kekecewaan, kesedihan, dan rasa amarah.
Dan bila nanti
Kau langkahkan kaki tak kembali
Tinggalkan kota ini
Bulatkan tekad, bekali diri
Tetap terjaga
Badai ‘kan selalu ada
Ikhlaskan jiwa
Kutahu kau pasti bisa
Selalu ceria
Luka bukan masalah
Dan kembali di kala langit tlah senja
Tak ada yang tak pernah
Demi bahagia kau tersakiti
Bila kau tak pernah jatuh
Kau takkan pernah berdiri lagi
Tetap terjaga
Badai ‘kan selalu ada
Ikhlaskan jiwa
Ku tahu kau pasti bisa
Selalu ceria
Luka bukan masalah
Dan kembali di kala langit tlah senja
Tetap terjaga
Ikhlaskan jiwa
Selalu ceria
Dan kembali di kala langit tlah senja
Lirik lagu di atas diambil dari lagu yang berjudul “Kala Langit Telah Senja”. A&S dalam lagu ini memberi pesan bahwa menghadapi dunia yang kita huni sekarang ini, mesti selalu waspada terhadap kejamnya realitas dan mau tak mau harus mengikhlaskan jiwa kita ketika mendapatkan kekecewaan. Namun, A&S juga memberi saran bahwa luka sejatinya bukanlah yang berarti. Melainkan, harus tetap memperjuangan hidup setelah menerima luka tersebut. Karena seperti di dalam lagu ini, demi kebahagiaan yang ingin kita capai, kita mesti melewati pelbagai kesakitan.
Sampai di sini, saya kira A&S adalah manifestasi vokal yang lantang. Mereka memberi nasihat dalam hal memperjuangkan kelangsungan hidup umat manusia. Utopia yang menyenangkan. Tentu hal ini adalah bentuk kebaikan yang kita butuhkan hari ini. Manusia boleh jatuh oleh luka, kecewa, dan kesakitan. Tetapi, tak elok bila perasaan yang berkecamuk itu larut berkepanjangan. Begitu. (Asp/Glp)