HUMANIORA
06 Sep 2018 11:00
1113
Tambahan Raihan Penghargaan Dunia Eka Kurniawan

Penakota.id Namanya semakin harum. Perawakannya masih sederhana. Seperti tak pernah sedikitpun terlihat kesombongan lahir dari dalam dirinya. Dia, laki-laki yang selalu menggantungkan bingkai penopang dua buah lensa di depan matanya itu.

Kiprah laki-laki berkacamata itu kini semakin tidak diragukan lagi. Namanya Eka Kurniawan. Dia adalah salah seorang penulis terkemuka yang dimiliki oleh Indonesia. Beberapa penghargaan telah ia raih. Dari mulai penghargaan nasional sampai internasional. Berangkat dari situ, karya-karya hasil gubahannya kerap dikatakan sebagai karya berkelas dunia.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, apalagi ketika baru-baru ini diketahui ia berhasil menambahkan sagu hati atau raihan penghargaan internasionalnya kembali. Eka, baru-baru ini diberitakan masuk dalam salah satu tokoh yang mendapat penghargaan Prince Claus Award 2018 yang diselenggarakan oleh Kerajaan Belanda.

Berdasarkan keterangan resminya, pihak Prince Claus Awards menyampaikan, bahwa Belanda memang kerap akan memberikan penghormatan terhadap individu serta organisasi yang secara progresif mengembangkan budaya negaranya masing-masing.

“Penghargaan diberikan setiap tahun kepada individu, kelompok dan organisasi yang tindakan budayanya memiliki dampak positif pada perkembangan masyarakat,” kata pihak Prince Claus Awards.

Eka menjadi salah satu tokoh terpilih karena pihak Prince Claus Awards menilai kalau EKa telah berhasil mengeksplorasi kompleknya sejarah Indonesia dalam fiksi yang menarik.

Dia, menurut pihak Prince Claus Awards mampu menggabungkan pelbagai bentuk narasi serta pengaruh sastra. Eka juga disebut mampu meramu cerita rakyat setempat, tradisi, sejarah lisan, teater wayang, seni bela diri Indonesia hingga komik horor, dengan gaya realisme magis, untuk menggambarkan pengalaman nyata dari multi-lapisan masyarakat.

Selain itu, alasan lainnya pihak Prince Claus Awards beranggapan bahwa Eka berhasil menggambarkan kemanusiaan orang-orang yang terpinggirkan yang selama ini dieksploitasi dalam karya-karyanya. "Novel besarnya Beauty Is a Wound (2002) adalah satir yang lucu sekaligus kisah keluarga yang tragis," tambah pihak Prince Claus Awards.

Sementara itu, dilihat dari laman pribadinya, Eka sendiri telah mengucapkan rasa terima kasihnya atas penghargaan yang diperuntukan untuknya tersebut.

“Terima kasih kepada Prince Claus Fund yang telah memilih saya sebagai salah satu penerima Prince Claus Awards 2018,” tulis Eka seraya membenarkan berita tersebut dalam laman resmi pribadinya, Kamis (6/9).

Berdasarkan pemberitaan detikHOT, Kamis (6/9) Eka masih tidak menyangka ketika menerima kabar bahagia dari surat elektronik yang dikirimkan Kerajaan Belanda kepadanya.

"Saya sudah terima email dan mendengar kabar itu tadi malam. Tengah malam dan memang ada catatan baru banget akan disebar pengumumannya pagi ini," tuturnya.

Indonesia pun, diakui Eka, mendapatkan tempat tersendiri bagi Prince Claus Award. "Mungkin yah, yang aku tahu memang ada seniman Indonesia. Tahun ini juga ada dari Asia Tenggara, kurasa mereka memang global dan Indonesia jadi salah satu yang diperhatikan," tuturnya.

Lebih lanjut, Eka memaparkan bahwa ia akan berencana hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut yang akan digelar di Royal Palace Amsterdam 6 Desember mendatang. HRH Prince Constantijn dari Belanda akan memberikan langsung hadiah dalam acara penganugerahan tersebut.

Perlu diketahui, bukan hanya kali ini saja Eka menerima penghargaan berkelas dunia. Novel pertamanya, Cantik Itu Luka telah mendapatkan penghargaan World Readers Awards pada tahun 2016 yang lalu. Novel tersebut bahkan diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa Ibrani, Jerman, Taiwan, dan Polandia.

Pada tahun yang sama juga, novel keduanya, ‘Lelaki Harimau‘, berhasil membawanya berdiri sejajar dengan penulis-penulis kelas dunia lainnya, seperti Orhan Pamuk dari Turki dan Han Kang dari Korea Selatan.

Pun Man Tiger, terjemahan dari Lelaki Harimau, turut serta masuk ke dalam nominasi Man Booker Prize Tahun 2016. Penghargaan ini merupakan ajang penghargaan dunia prosa yang didaulat satu tingkat di bawah penghargaan Nobel.

Karyanya, Man Tiger juga pernah berhasil menjadi pemenang penghargaan Emerging Voices 2016 kategori fiksi. Eka lewat karyanya yang berjudul Man Tiger dinobatkan sebagai pemenang pada perhelatan. FT/OppenheimerFunds Emerging Voices Awards yang digelar di New York 2016. (Penakota: fdm/glp)

Sederet prestasi di dunia literasi nasional dan internasioanal telah ia dapatkan. Eka Kurniawan, lelaki kelahiran Tasikmalaya ini terus menerus mengharumkan Indonesia di ranah literasi.