seperti berkali-kali aku dihantam realita kehidupan
serpihan kaca itu kembali menggores kaki ku
sepertinya menancap lebih dalam
merendam tangis ku bukam mulut ku
tubuhku bergetar tak karuan
seperti semuanya berantakan
seakan aku kembali kerumah itu membuka pintu
rumah yang terlihat rapi dari luar menyimpan banyak luka didalamnya
harus ku tata darimana?
bukankah dari sejak awal rumah itu tak bisa di tata kembali ?