Di kepalamu rimbun buah buah masam yang tak kunjung selesai dipetik.
Di telingamu menggantung banyak peristiwa mengenai pelukan yang kerap kau pamerkan.
tapi orang melihat kau layaknya hutan dengan pohon pohon
yang saban hari ditebang, besok dua, lusa tiga.
hingga kau hampir telanjang.
hingga kekasihmu berupa orang orang yang lari dari medan perang
menanggalkan zirah dan pedang sebagai tanda kehormatan.
Kota kadang keparat
kebanyakan manusianya mengorbankan banyak orang untuk kebahagiaannya sendiri.
kerap menolak pengorbanan dirinya untuk kebahagiaan banyak orang.
sampai berbagai hal kelam tak jadi masalah
jika diperlihatkan ke manusia lain.
Pohon di hutan itu tinggi tak berdaun
besar tak menaungi habitat di sekitarnya.
Sungguh kini kau tak sedang baik baik saja
dan aku mengkhawatirkanmu sebentar malam.