oranment
play icon
Sejarah Ompu Parmata Sapihak: Raja Marga Daulay Dengan Tinggi Tujuh Meter
Cerpen
Kutipan Cerpen Sejarah Ompu Parmata Sapihak: Raja Marga Daulay Dengan Tinggi Tujuh Meter
Karya Fahrin1611
Baca selengkapnya di Penakota.id

Pencatutan marga[1] dalam suatu nama atau indentitas sudah menjadi tradisi secara turun-temurun dalam entitas suku Batak. Potret masyrakat Batak yang kental menjungjung tinggi adat dan budaya manjadikan marga sebagai narahubung serta simbol penghormatan terhadap pendahulunya. Terdapat banyak marga dalam suku Batak, salah satunya adalah marga Daulay. Status kesukuan dari marga daulay sendiri masih terbukti eksis dipertahankan oleh para keturunanya terutama menyebar luas di daratan Sumatera hingga saat ini.


Dilansir dari berbagai sumber Ompu Parmata Sapihak diyakini sebagai pencetus marga Daulay yang makamnya sekarang terdapat di desa Saba Rimba, Kec. Barumun, Kab. Padang Lawas, Prov. Sumatera Utara. Hal tersebut tentunya diperkuat melalui perkumpulan marga Daulay yang setiap tahunnya berziarah ke makam Ompu Parmata Sapihak dengan menyembelih kerbau sebagai ritual adat kemudian diakhiri dengan sesi makan besama di sekitar lokasi makam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ompu Parmata Sapihak merupakan pencetus Marga Daulay yang makamnya terdapat di desa Saba Rimba sekitar 4-5 KM dari Kota Sibuhuan.


[1] Diambil dari bahasa sansekerta dari kata varga yang berarti jalan atau kelompok yang mengacu pada “asal sesuatu”


Sejarah

Tidak ada bukti yang autentik mengenai keakuratan sejarah dari Ompu Parmata Sapihak, segala sumber data yang diparparkan hanya berlandaskan cerita dan pengakuan masyarakat sekitar. Dalam bahasa Batak Ompu berarti sesepuh atau panggilan orang tua secara umum, Parmata berarti mata, dan Sapihak berarti sebelah atau satu sisi. Konon ceritanya Ompu Parmata Sapihak mengalami gangguan pengelihatan pada sebelah matanya sehingga orang-orang menyebutnya dengan Parmata Sapihak yang berarti “sebelah mata”.


Menurut pengakuan masyarakat, tapak tilas kerajaan Ompu Parmata Sapihak di masa silam terdapat di atas bukit desa Saba Rimba. Tepat di atas bukit tersebut terdapat dua makam bersebelahan dengan diamater yang berbeda, satunya berukuran panjang tujuh meter yang diyakini sebagai makam Ompu Parmata Sapihak sedangkan di sebelahnya berukuran lima meter yang diyakini istri Ompu Parmata Sapihak (belum ada data yang menunjukkan tentang nama, tempat lahir, dan tahun kewafatan). Namun, disekitar lokasi makam dapat ditemui makam lain dengan diameter lazim pada umumya, sehingga adanya pertentangan mengenai kevalidan ukuran makam sebagaimana informasi yang telah disebarluaskan.


Dari informasi yang didapatkan, bahwa Ompu Parmata Sapihak menganut agama Islam semasa hidupnya. Hal ini dibuktikan dengan pengunjung yang berziarah biasanya melantunkan ayat suci Al Qur’an seperti pembacaan surat Yaasin, doa, tawassul menurut syari’at agama Islam. Arsitektur makam yang bercorak islami juga menjadi pendukung tentang status agama yang dianut oleh Ompu Parmata Sapihak. Selain itu, terdapat sebuah lokasi disekitar Batu Goruk-Goruk yang diyakani sebagai tempat pengambilan Wudlu sang Ompu Parmata Sapihak ketika hendak menunaikan Sholat.


Batu Goruk-Goruk


Batu Goruk-Goruk juga mepunyai relasi historis dengan Ompu Parmata Sapihak. Konon ceritanya munculnya istilah Batu Goruk-Goruk disebabkan luapan amarah sang Ompu Parmata Sapihak terhadap batu yang menelan putrinya masuk ke dalam batu. Diketahui sang Ompu Parmata Sapihak mempunyai putri yang cantik nan jelita yang sedang berjalan menyisir area hutan sekitar. Di tengah perjalanan, hujan mendadak turun amat derasnya sehingga membutuhkan tempat berteduh dari gemercik air hujan. Alhasil sang putri menemukan batu menganga di tengah hutan kemudian tanpa berpikir panjang ia pun masuk berlindung ke dalam batu tersebut. Pasca masuknya sang putri, tiba-tiba petir menyambar siiring dengan tertutupnya mulut batu. Singkatnya, Mendengar kabar bahwa putri kesayangannya terperangkap dalam batu, membuat sang Ompu Parmata Sapihak marah sejadi-jadinya. Di puncak kegeramannya Sang ompu menendang batu dengan sekuat tenaganya yang menyebabkan menggelindinganya batu dari atas bukit sampai terperosok jauh ke dalam jurang. oleh karena itu, tapak tilas berupa telapak kaki Sang Ompu Parmata masih bisa terlihat sesuai pengakuan para pengunjung yang menyasikannya secara langsung. Namun, faktor perubahan iklim kini tapak tilas tersebut sudah mulai pudar ditelan alam yang kondisinya berubah-ubah.


Menurut pengakuan warga sekitar, Batu Goruk-Goruk akan membuka mulutnya di saat-saat tertentu. Berhubung di sekitaran area batu tersebut merupakan hutan tempat para warga terkadang mencari sayur-sayuran untuk dijadikan lauk makanan. Sehingga para tetua desa selalu memberi wejangan terhadap masyarakat sekitar untuk menjauh dari lokasi batu di saat hujan, karna dikhawatirkan akan memakan korban lainnya. Lokasi dari Batu Goruk-Goruk Sendiri masih bisa diakses tepat sebelah selatan makam dari Ompu Parmata sapihak. Kondisi jalan yang curam diantara bebukitan membuat akses ke batu tersebut lumayan terjal telebih sehabis diguyur hujan.

           

           

           

           

       



calendar
14 Nov 2023 16:33
view
1.2K
idle liked
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig