Matahari telah sembunyi di balik ufuk barat. merah kesumba telah terendam hitam jelaga. Gelap menutup cakrawala
Di jalanan penuh lalu lalang
Seorang lajang mengerang
Mencari pemuas nafsu
Yang terpendam berhari lalu
Ia berjalan pelan ke warung temaram. Wangi terbang membelai hidungnya
lalu nongkrong di jiwanya kosong.
Perempuan muda di balik meja. Suguhkan senyum
sejak si Lajang mematung di muka.
"Halo, mau dada atau paha?"
Tentu tak ada yang lebih menggoda dan bikin ludah tertelan, selain lembut dan kenyalnya dada serta mulusnya daging paha
"Keduanya, apa lagi?" Jawab si Lajang tak sabar
"Paket plus-plus atau biasa?" Si perempuan bertanya (lagi) sembari mengedipkan sebelah mata
"Plus-plus, lah! Lekas berikan!" Si Lajang makin tak sabar hingga kakinya gemetar
"Sabar dong, tunggu bentar"
si perempuan berdiri,
berjalan kebelakang
Tak lama, sepasang dada dan paha telah ada didepan si Lajang
"Ada tambahan lagi?" Rupa-rupanya perempuan itu belum berhenti menanya, sembari memainkan ujung bibirnya yang merona
"Tentu, Kentang goreng dan sebotol cola" Jawab si lajang ditengah perutnya yang makin keroncongan.
(Terinspirasi dari puisi "Fried Chicken" karya Hasta Indriyana)
Tuliskan tanggapanmu tentang Dada dan Paha