Puan, aku ingin bercerita perihal lilin yang kekal redup meski hampir mati.

lilin ini menyala di tengah hamparan bintang, dan bulan-bulan.

telah lama tergenggam tapi tak kunjung terbagi kasih dan indah di nyala panas dan asapnya.

berjuang menahan segala hembusan angin risau dan gundah; menghindar dari rubuhan pohon gunjingan; pagar perintah Tuhan. kobarannya tak sebesar api unggun ataupun bahaya api, hidupnya lama mampu menyamai umur manusia hingga akhir hayat.

Puan, kala lilin lain telah menyala!

perlahan hangat menghampiri kulit tangan yang membeku. tak khayal lagi mempertahankan api di antara kita sendiri. kini hujan berat musim basah bahkan terabaikan oleh jingganya sinar itu.

langit! tapi langit!, Puan. menggetarkan awan hingga petir tersambar pada malam dingin. apakah semesta akan berpihak. jawaban tak ada lagi pada telapak tanganku, Puan.