Mala mala, gadis cendala
Tangannya meraup tikus-tikus rakus yang meringkus
Digigitnya, ia lumuri dengan ludah dan darah
Anyir bangkai sisa tulang-belulang yg habis dilumatnya memenuhi udara
Mala!
Hilang kemana akal dan kewarasanmu?
Siulan angin di malam itu bersahutan dengan isak merisak dari bibir latamu.
Kucing anjing yang bergongong di depan gang pun kau santap hingga lenyap senyap
Cukup, sudah cukup kau kotori baju rombeng yang tiap hari kau balur dengan dosa itu
Sudah cukup kau taburkan benih-benih kesesatan yang tiap hari kau gaungkan di gang-gang kecil penuh setan dan iblis itu
Hai Mala!
Tutup mata tutup telinga
Kakimu mulai pincang tak kunjung buntung
Tanganmu mencabau jalanan, meninggalkan bekas carut marut
Mala, Mala gadis cendala
Tidurlah tidur
Nafasmu hampir habis, mungkin segera mangkat
Walau enggan tanah dan rumput menjadi alas rebahmu
Walau enggan belatung mengerikit kulit dan tulangmu
Biarlah, tubuh dan jiwamu sudah lelah
Tidurlah, selamat berkalang tanah
•••
Ditulis di Serdam, 13 Oktober 2022