Di bawah langit yang bisu,
Kau berjalan tertatih dalam derita,
Delapan tahun lamanya, kau dihantui,
Oleh hukum yang buta dan tuli.
Di balik jeruji dingin,
Kau terkurung dalam sunyi,
Suara kebenaran terbungkam,
Tenggelam dalam lautan kebisuan.
Hukum tak lagi berwajah,
Menutup mata pada kebenaran,
Tuli pada jeritan hati,
Seolah hanya ilusi semata.
Namun, dalam gelap, kau tetap berdiri,
Menanti pagi yang membawa cahaya,
Dengan keyakinan yang tak tergoyahkan,
Bahwa keadilan akan kembali bersuara.
Sampaikan doa pada angin,
Biarkan semesta mendengar,
Bahwa meski delapan tahun berlalu,
Kebenaran akan menemukan jalan.
Dan suatu hari nanti,
Hukum akan membuka mata,
Mendengar suara yang terpendam,
Membebaskan jiwa yang tertindas.
Kau tak sendiri,
Karena kebenaran akan selalu berdiri,
Menghapus air mata,
Membawa kebebasan yang sejati.