Pada malam yang sunyi, delapan pemuda berdiri,
Di bawah langit kelam, mereka berani berbicara,
Tentang ketidakadilan yang mencekam, menusuk sanubari,
Namun suara mereka tenggelam, di antara hiruk-pikuk dunia.
Dewan perwakilan, duduk di menara gading,
Mereka diam, bungkam, seolah tak ada yang terjadi,
Padahal di jalanan, jeritan itu semakin lantang,
Memohon perhatian, keadilan yang dinanti.
Keadilan, sebuah kata yang sering dilontar,
Namun dalam kenyataan, teramat sulit untuk dicapai,
Delapan pemuda, simbol dari banyak jiwa yang terkapar,
Menggantung harapan pada suara yang tak kunjung terdengar.
Namun di balik awan kelam, harapan masih ada,
Bahwa suatu hari nanti, suara mereka akan didengar,
Dan dewan yang bungkam, akan membuka mata,
Melihat ketidakadilan, dan beranjak untuk benar-benar bertindak.
Dalam bait-bait ini, semoga suara mereka terwakili,
Dan bagi delapan pemuda itu, harapan kembali menyala,
Karena meski dewan diam, rakyat takkan bergeming,
Melawan ketidakadilan, hingga keadilan benar-benar jua.