Kuliah belum mulai, namun bunyi pesan datang,
Dari pedagang ayam geprek, sahabat setia di siang.
Katanya gas langka, susah untuk memasak,
Sedang perut ini menunggu, siap untuk diisi berat.
Terbayang hangatnya nasi dan pedasnya sambal,
Kini harus bersabar, mungkin beralih ke menu herbal.
Namun tetap berharap, solusi segera datang,
Agar perut keroncongan ini dapat segera tenang.
Sambil menanti, kuingat kenangan di ruang kelas,
Berharap esok pagi semua kembali jelas.
Untuk kini, mungkin kopi atau roti,
Mengisi jeda waktu, menunggu ayam geprek kembali.