Belum pernah aku jatuh cinta
sekeras ini, sedalam ini,
seperti aku jatuh padamu,
Havis Saadi Ersyad.
Namamu tak sekadar nama.
Kau jadi doa,
jadi pagi yang kutunggu,
jadi malam yang kupeluk dalam diam.
Mas Havis,
Bung Havis,
Aa Apis,
Bub sayang,
Mbub…
Setiap panggilan itu,
ada detak jantungku yang ikut menyebutmu.
Ada rindu yang tumbuh tanpa disuruh.
Kamu,
bukan hanya tempat aku pulang,
tapi arah seluruh hidupku bergerak.
Cintamu,
bukan hanya membuatku jatuh,
tapi membuatku tinggal.
Kalau ada yang bertanya,
“Pernahkah kamu benar-benar mencinta?”
Akan kujawab:
“Pernah.
Dan itu hanya padanya—
Havis.”