

Ada dua pasangan yang pernikahannya sangat mengganggu pikiranku.
Mari mulai yang pertama terlebih dahulu, yaitu pasangan middle yang terkadang tidak cocok.
mereka bukan pasangan baru, dan mereka bukan juga pasangan yang sudah berpengalaman, pernikahan mereka ada di tengah-tengah. Kehidupan mereka terkadang akur dan terkadang tidak -- dan aku tau itu adalah sesuatu yang wajar.
Tapi apa yang mengganggu? mereka tidak memiliki tipe komunikasi di dalam hubungannya.
Komunikasi mereka berjalan jika mereka sedang bersedia saja, sekalipun ada hal yang mendesak untuk di diskusikan, ketika mereka tidak bersedia, maka tidak ada komunikasi -- EGO.
Untuk memulai hubungan, sebenarnya mereka sudah cukup memiliki banyak waktu untuk saling mengenal. Tapi mereka tetap tidak terbuka dengan sesamanya. Mereka hanya menceritakan bagaimana rumah tangga yang mereka inginkan tanpa mencari tahu terlebih dahulu bagaimana latar belakang diri mereka yang dibutuhkan untuk sebuah pernikahan.
Mereka pikir, mereka berada di jalan keluar, namun ternyata, mereka tersesat di sebuah labiran yang entah dimana jalan keluarnya.
Semua list dan harapan-harapan pernikahan yang dibuat mereka sebelum menikah, pupus semua di dalam pernikahan, Karena mereka lebih memilih menyembunyikan lukanya masing-masing, berharap bahwa luka yang dimiliki atas peristiwa sebelumnya tidak memperngaruhi pernikahan mereka, dan akan sembuh seiringnya waktu.
Namun ternyata, luka mereka semakin basah, ketika menemukan bahwa hidup dengan orang asing di dalam satu atap bukanlah hal mudah. Tidak bisa berpura-pura lagi, pilihannya pada mereka hanya bertingkah sejujurnya dan saling menerima, atau bertingkah baik namun tertekan. Dan sialnya mereka memilih bertingkah sejujurnya, namun sulit untuk saling menerima.
Tidak ada luka yang sembuh. Semuanya hanya diusahakan untuk tak terlihat.
Kebahagiaan bukan lagi sebuah tujuan. Namun ketenangan menjadi sebuah harap.

