Di hari hujan
setelah selesai merakit bulu mata di pabrik dengan upah yang tak seberapa
ia lanjut menyulam nasib
sedikit demi sedikit.
matanya berkaca kaca
seperti ribuan beban dan getir akan menyerbu pipinya
senyumnya perlahan raib
ia tak ingin menyalahkan nasib
barangkali dari nasiblah ia dapat bernasab.