Dua pekan sudah aku mati,
kau menusukku dengan sumpah serapah yang kau genggam erat di bibir.
belati di tangan kanan,
tapi kau bunuh aku dengan harum melati di tangan kiri.
Dua pekan sudah aku mati,
Kau lontarkan mortir berbalut ego tepat di hatiku.
Bendera putih berkibar,
Nafasmu berkobar,
"Akulah yang selalu ingin menang, akulah yang selalu ingin di kenang" Katamu.
Perihal perang.
Siapa yang takluk,
merangkai berbagai peristiwa,
Mengulangnya, lagi dan lagi.
Dua pekan sudah aku mati
Melawan ego-mu,
seorang diri.