Mentari tak pernah bosan hadir dan pergi, begitu juga aku yang tak pernah bosan menantinya.
Menanti yang tak pasti, tapi tetap saja dinanti.
Sudut kota sudah berubah bahkan sebagian orang pun ikut berubah, entah jadi DPR atau spiderman. Tapi tetap saja itu tidak mengubahku.
Padahal hati dan pikiran sedang berkonspirasi.
Susah memang, saat hati mengatakan tapi ditolak oleh logika.
Jelasnya dia membuangmu, atau bahkan kehadiranmu tak dianggapnya. Tapi masih saja berdiri disana.
Banyak orang bilang, cinta harus diperjuangkan.
Kalau akhirnya kita yang tersiksa lalu apa?