Berapa kali kau sujud dan mengucap syair ayat yang
menenangkan di waktu yang kusut? Tidak mampu
menghitung, pun kita senantiasa berjarak dan
memandang pagi dan malam berkali-kali.
Seorang Ibu yang mengandung kau, di antara
hujan-hujan, tanggal, dan angin menyusut di
jendela, abadi yang tak sempat kau ucapkan
rindu.
Semenjak kau berdoa, kau menunggu dengar
jawaban. Tetapi jawaban ialah tabah dari
semua kepastian yang lambat.
Ku beri puisi yang ku tulis di perjalanan
seperti musafir. Yang tidak berharga di
kota dan waktu ini, bahkan masa depan
sekalipun. Namun senantiasa abadi, saat
jasadku tiada.
Semenjak kau berdoa, aku berdoa lebih
panjang dan mengenal huruf lebih banyak.
Harap temu pada tempat dan melihat angin.
Lalu pelukan tubuh kita yang menyelamatkan
dari perang.
2020