oranment
play icon
Raden Mandasia, Dongeng Masa Lalu yang Aduhai
Resensi
Kutipan Resensi Raden Mandasia, Dongeng Masa Lalu yang Aduhai
Karya afriantipratiwi
Baca selengkapnya di Penakota.id

Ulas Buku Dapat Buku

Judul: Raden Mandasia, Si Pencuri Daging Sapi

Pengarang: Yusi Avianto Pareanom

Penerbit: Banana

Tahun Terbit: Maret 2016

Tebal Buku: 450 hlm.

ISBN: 978-979-1079-52-5


"Menulislah, agar hidupmu tak seperti hewan ternak, sekadar makan dan tidur sebelum disembelih," kata Loki Tua waktu itu. (Hlm. 306)


Saya pikir, Raden Mandasia akan bercerita tentang dirinya sendiri si buku ini. Namun, kita semua akan disuguhkan sudut pandang cerita dari Sungu Lembu, seorang teman karib dari Raden Mandasia.


Awalnya lagi, saya bertanya-tanya kenapa Raden Mandasia bisa sampai dijuluki si pencuri daging sapi?


Ya, karena dia mencuri. Tapi... bukan mencuri yang kayak gitu. Mencurinya ini lebih... elegan. Saya salut pokoknya sama Raden Mandasia.


Sebenarnya, cerita di buku ini sangat-sangat mempesona. Kita semua akan diajak berpetualang ke sana ke mari. Mulai dari jalan kaki, berkuda, melewati gurun, tinggal di rumah dadu alias rumah judi, bertemu Nyai Manggis, berlayar di kapal berhari-hari, sampai ikut perang!


"Banyak orang paham memulai perang, tapi tak pernah benar-benar paham bagaimana mengakhirinya." (Hlm. 406).


Dan yang lebih menyenangkan adalah kita semua akan dibawa menyelami masa lalu... Cerita ini saja sudah berlatar waktu masa lalu, eh dibawa lagi untuk mengingat masa lalu. Apa nggak semakin ambyar?


Hanya saja, masa lalu yang ini ternyata lebih berkesan buat saya ketika membacanya. Kayak, ada banyak pelajaran hidup, seperti kenapa nggak boleh dendam lama-lama sama orang,karena ya nggak ada gunanya.


Apa yang lebih nikmat dari membaca cerita perjalanan dengan deskripsi yang aduhai? Jujur, saya sangat amat suka sekali dengan deskripsi yang Om Yusi suguhkan di buku ini. Contohnya ada di bab awal, ketika Sungu Lembu terkena panah, deskripsi lengkapnya malah bikin betis saya ikutan sakit saking ngilunya. Remuk, redam, dan menyengsarakan.


Nggak cuma deskripsi soal itu, soal makanan juga sangat-sangat menggugah selera. Terutama... Babi panggang. Astaga, saya membaca deskripsinya saja langsung laper seketika. Tolong, ya, kalau bisa makan saat itu juga, makanlah.


Kalau boleh bilang, ini mungkin pertama kalinya saya menyukai cerita-cerita kerajaan semacam ini. Menikmati cara Sungu Lembu bercerita tentang kebiasaan Raden Mandasia dan rasa dendamnya pada... rahasia lah.


Yang masih bikin saya penasaran sebenarnya kenapa Bapaknya Raden Mandasia bisa punya anak kembar 13 pasang dan laki-laki semua? Wow! Saya aja speechless pas baca. Tiga belas pasang anak kembar yang artinya ada 26 orang!


Kalo saya sih punya 1 pasang anak kembar aja juga gapapa. Hahaha.


Oke, intinya, buku Raden Mandasia saya rekomendasikan kalau kamu mau tau soal Nyai Manggis, eh enggak, maksudnya Raden Mandasia yang suka mencuri daging sapi. Rekomendasi ini berdasarkan pengalaman pribadi dan karena buku ini udah memenangkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2016.


Keren, nggak? Pasti dong!


Tapi, jangan heran kalau pas baca buku ini kamu akan terus memaki kayak Sungu Lembu. Saya nggak menghitung berapa banyak kata makian "anjing" yang ditulis di buku ini bahkan sejak awal membacanya. Saya aja beberapa kali ikut geram dan jadi berkata kasar. "Anjing, kenapa jadi gini ceritanya. Bagus bener! Eh maaf, jadi ngomong kasar." Kesal, tapi suka dan tetap dilanjutkan.


Jadi, bacalah~


Terakhir,


"Raden Mandasia adalah hal paling dekat yang bisa kusebut sebagai teman dan kami ternyata saling mengenal sedikit saja." (Hlm. 412).


Pun aku kepadamu.


#BuahTanganPenakota

#UlasBukuDapatBuku


calendar
17 Feb 2021 23:12
view
40
wisataliterasi
Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig