Malam kelabu menghepas angin riuh. Ketika kau mulai lenyap oleh terkaan yang sudah kubuat dengan lembut. Kekasih, adakah yang kau benci dariku?
Di luar langit mengelabuiku, aku tidak suka suasana ini, begitu tabu. Dan semenjak itu di dalam kamar aku meringkuk saja, meneteskan gerimis tanpa ingin berteduh. Mengapa aku begitu sedih? Padahal aku tahu kau tak 'kan kubiarkan beranjak pergi dari hati.
Lalu, mimpi jatuh. Dalam mimpi kau menjelma awan mendung dan aku seekor burung yang sengaja terbang tinggi untuk mendekapimu. Meski tinggi kau tak 'kan pernah kubiarkan sendiri. Sebab cintaku lebih tinggi daripada langit itu, lebih luas dari semesta ini, tapi kau tetap menyalahkanku atas hujan pagi hari ini.