Manusia merupakan mahkluk yang abstrak. Sering kali kita mencoba mencari tau mengenai bumi dan alam, tapi jarang sekali kita melihat manusia yang antusias mencari tau mengenai dirinya sendiri. Kelebihan, kekurangan, kekuatan, kelemahan, semua hal yang bercampur aduk di benak seorang manusia terkadang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Terkadang saya merasa bahwa hidup itu penuh dengan hal yang tidak masuk akal, bahwa setiap hal yang terjadi itu hanyalah sebuah peristiwa acak yang tidak memiliki makna. Beberapa minggu ini saya merasa terpukul, mengenai setiap pilihan yang telah saya buat ketika terjebak dirumah.

"Kenapa rasa penyesalan selalu muncul di akhir?", saya pikir.

Tetapi saya tau, kalau waktu itu terus berjalan, tidak ada gunanya menyesali hal yang sudah terjadi. Yang harusnya saya lakukan adalah bangun, belajar dari kesalahan, dan tidak melakukannya lagi. Cogito Ergo Sum. Merasa sedih dan pilu memang merupakan bagian dari perjalanan mengenali diri sendiri. Pastinya setiap manusia disini pernah menyesal.

1 Korintus 15:10

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang,

dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya,

aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua;

tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Patinya yang saya tau, saya tidak sendiri di perjalanan ini. Karena saya memiliki Allah yang setia, yang selalu menemani saya. Hal itu saja sudah cukup, untuk menempuh tiap harinya, karena saya tau saya tidak sendiri.