[Unfortunately we are trapped for eternity]
Takut, khawatir, menyesal, kita merasakan berbagai macam perasaan negatif ketika kita terjebak dalam suatu situasi dimana kita tidak berdaya. Contohnya sekarang, masalah Covid-19 yang tidak berkesudahan.
"Capek rasanya di rumah doang, gabisa ngapa-ngapain, kangen masa-masa offline, andai kemaren sebelum pandemi aku sering keluar...", dan banyak lagi keluhan masyrakat di saat genting ini.
Mereka lemah dan lengah karena mereka sadar mereka terperangkap. Terperangkap di rumah, di masa online school, di masa WFH. Andai mereka semua tau, kalau sejak dulu kita sudah terperangkap. Tidak ada yang namanya kebebasan di dunia ini. Kebebasan sendiri merupakan konsep yang tidak masuk akal. Maksudnya apa? Bebas berekspresi? Bebas berpakaian? Bebas memilih? Bebas?
Selama kita masih menginjak tanah ini, tidak ada kebebasan. Kita terperangkap selamanya di dunia ini dengan semua konsep dan peraturan yang dibuat manusia. Hal ini bukanlah hal yang buruk, manusia hanya mencoba menciptakan kedamaian dan kesehjateraan. Tidak ada salahnya mencoba melakukan sesuatu ketika kita tua kalau itu "sia-sia". Lagipula, kita semua belajar dari kesalahan dan pengalaman adalah guru terbaik bukan?
Sayangnya, rasa terperangkap ini akan selalu ada, hingga ajal menjemput. Tidak perlu menunggu masa pandemi selesai untuk merasakan kebebasan. Karena kebebasan sendiri memiliki arti yang berbeda-beda. Seperti layaknya kata "normal". Apa yang membuat seorang manusia "normal"? Cara bicaranya? Cara berjalan mereka? Cara mereka menghabiskan waktu? Standard setiap orang untuk kata normal berbeda. Tidak ada yang normal, kita semua normal dan aneh bagi dunia ini. Karena setiap orang melihat dengan kaca mata yang berbeda. Tapi sekali lagi, tidak salah apabila kita mencoba memberikan suatu panduan tentang apa itu yang "normal".
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Nothing.
Like, what are you doing? Worrying? Being frightened? It's a waste of time.
Hiduplah dengan rasa bersyukur tanpa memikirkan hal yang membuang waktu. Untuk apa berdebat tentang kebebasan dan vaksin, ketika kita bisa tertawa dan bernyanyi bersama orang yang kita kasihi? Prioritaskan lah hal yang penting. Tidak perlu kita mencari pengakuan dari orang lain, mencari ketenaran, dan mencari perhatian. Terkadang sedetik dari memori membahagiakan bisa bertahan selamanya, hal itu dapat memotivasi kita seumur hidup, dan memberikan nyawa kepada yang tidak bernyawa.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
FILIPI 4:6
Berimanlah kepada Yang Maha Kuasa dan semuanya akan baik-baik saja.
Karena hanya itulah yang kita bisa lakukan, ketika kita hanya seorang manusia, yang tidak lebih besar dari semut di hadapan Yang Maha Kuasa.