Dua Kabar Untukku
Cerpen
Kutipan Cerpen Dua Kabar Untukku
Karya aihrohmawatioq
Baca selengkapnya di Penakota.id
Hai! Aku Ama. Hmm sebenarnya itu nama panggilanku. Nama asliku Rahma. Biar lebih mudah, jadi panggil aku Ama ya. Aku punya toko buku yang aku jaga sendiri setiap hari. Aku senang dan tidak pernah bosan :) karena saat menunggu pembeli aku bisa menunggu sambil membaca dan merapikan koleksi bukuku. Ini aktifitas yang aku sukai! Hihi..

Aku ingin berkisah padamu...

***

Siang hari, selepas zuhur di Ramadhan hari pertama ini, seperti biasa aku sedang menjaga toko buku tercintaku. Hingga akhirnya aku mendapatkan dua kabar dalam waktu yang berdekatan.
Aku mendapat 2 kabar, kabar baik dan buruk.

Kabar baik datang dari Sahabatku, teman sebangku saat SMA. Insyaallah habis lebaran, tepatnya tanggal 20 dia akan menikah. Begitu sederhana dia menyampaikan berita itu. dia PM aku di wa dengan singkat. Mungkin karena sibuk PM yang lain juga. Undangannya nyusul katanya, hehe.

Ah kamu kabarin aku secara khusus aja aku udah seneng, Neng. Turut bahagia. Kamu yang lebih muda 1 bulan dariku sudah mau menikah <3. Selamat menempuh hidup baru yah sholihah. Semoga langgeng sama pasanganmu di dunia hingga akhirat. Bukan kah memang itu yang diharapkan setiap pasangan yang menikah? Tentu mereka ingin pernikahan mereka cukup sekali seumur hidup. Karena sejatinya menjadi teman hidup itu adalah proses yang panjang dan...... selamanya.

Sesaat kemudian, setelah aku turut berbahagia dan senyum-senyum sendiri mengingat kabar baik dari sobat sekolahku itu, aku langsung dapat kabar lain yang 180 derajat terbalik!

Kabar buruk datang dari teman yang tidak kalah dekat juga denganku. Dia sahabatku semasa kuliah. (seolah sudah lama, padahal baru saja berakhir setahun yang lalu masa kuliah itu)
Dia bilang bahwa prosesnya berhenti. Proses untuk menyempurnakan separuh agamanya terhenti. Dan itu yang menghentikan adalah pihak lelaki. Padahal pihak lelaki itu sendiri yang memulai.

“Amaa... Aku sedihhh. Aku ga jadi sama dia,” kata Farah lewat pesan WA.

Begitu pesan singkat yang kuterima. Sontak aku kaget. Tidak biasanya dia seperti ini. langsung kirim pesan sengaja, dan bilang bahwa dia sedih. Aku yakin pasti dia sedang sangat terpukul. Bagaimana aku tidak turut sedih?

Ya ampun. Padahal setau ku, sudah cukup banyak hal yang dia korbankan. Hal yang disukai ia rela lepas, demi mewujudkan hal ini. Demi menyambut apa yang telah datang padanya. Aku tidak habis pikir bagaimana bisa begitu?

Sekadar informasi untuk Kaum Adam. Perempuan itu, saat kau telah berniat mengetuk pintunya, maka pastikan dulu bahwa kalian sendiri telah siap. Karena perempuan itu sifatnya... ya ngikut. Bukan aku mau bilang perempuan tidak punya pendirian atau apa. Tapi, perempuan cenderung pasif. Jika ada yang datang, maka mereka lihat, mereka timang-timang, hingga akhirnya muncul kata ya di benaknya. Jika memang itu sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan, yang mereka anggap baik, maka perlahan ia akan belajar membuka pintu hatinya. Menyesuaikan rencanamu dengan rencananya. Hingga akhirnya terlihat bahwa “mungkin ini bisa”. Dan saat mereka sudah membukanya, bukankah itu yang kalian inginkan?

Lalu setelah melangkah yang tidak sedikit, tiba tiba pihak lelaki
memutuskan? Dengan alasan yang tidak masuk akal. Aduhaaaaiiiii apa inii? :(

Aku tidak memungkiri jika ujian menuju halal itu memang tidak mudah. Hmm tapi untuk kisah yang ini? Aku tidak mengira. Untuk sekaliber orang yang biasa dilihat sebagai golongan ikhwan-ikhwan, dan ia sudah cukup dewasa. Hmm. Alasannya tidak logis, kata Farah.

Farah, sabar ya.... mungkin aku bisa sedikit membayangkan apa yang kamu rasakan. Aku yakin memang tidak mudah di awal dan sulit untuk menerima. Tapi sudahlah, itu tandanya memang dia bukan yang terbaik untuk kamu. Mungkin lebih baik berhenti sekarang, daripada baru ketahuan harus berhenti saat telah sah nanti? Naudzubillah.. tentu jika telah terucap janji suci itu, tak ada pilihan lain bagi sepasang individu untuk terus komitmen.

Kamu akan lebih kuat setelah ini, Farah. Aku yakin itu. tentu ini akan
menjadi pengalaman yang baik sebagai bekal ke depan nanti.
Lalu bagaimana dengan aku sendiri?

Ah, aku belum mencapai tahap “sebuah kabar yang harus diberitakan”. Aku sendiri masih meniti jalan dan mengais serpihan pelajaran dari kisah yang lain. Aku hanya berharap, setiap yang mengetuk pintuku adalah mereka yang baik, yang telah yakin untuk melangkah.

***

Matahari semakin tajam dengan warna oranyenya yang menembus tokoku. Saatnya tutup lebih awal. Memang saat Ramadhan ini toko buku yang biasanya buka pukul 8 pagi hingga 8 malam, aku ubah jadwalnya jadi buka pukul 8.30 pagi hingga pukul 5 sore.

Menjelang maghrib di hari pertama Ramadhan itu, aku penuhi rangkaian doa. Berharap kebaikan untuk sahabat-sahabatku. Yang bersedih, dikuatkan dan mendapat ganti yang lebih baik. Yang sedang berbahagia semoga dilancarkan semuanya. Juga doa untukku sendiri dan keluargaku. Aku mohonkan yang terbaik. Ah ya, hampir lupa. Juga doa untukmu, calon Imamku nanti. Semoga ada sempat kita bersua dalam bahagia di dunia ini, hingga akhirat nanti.
20 May 2018 14:30
134
Dramaga, Bogor, Jawa Barat
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: