????

Tabir memisahkan dirimu
Mengintip dan menemukan mata itu
Teduh dan memesona, selalu
Terbiasa jatuh, itu aku
Hobi baruku.

Tanpa ukiran senyum di wajahmu
Matamu berkata:
ㅡ "Akan ku goda kau dengan ketulusan."
Bukan tatapan tajam menggoda milikmu, namun sebuah ketulusan pada hatimu
Aku jatuh, dan itu bahagiaku.

Tanpa sajak manis kau tuturkan
Embusan napasmu membisik:
ㅡ "Datanglah, hati ini untukmu, kau tak salah."
Bukan bualan cinta untuk propaganda, namun diammu yang telah meruntuhkan tabir
Aku jatuh (lagi), dan itu inginku.

Tak lama hujan turun,
Tak sabar ia ingin mencumbu bumi.
Memaksaku merayu pohon pinggir jalan untuk menampungku.

Ternyata hujan tak lagi membelai tubuhku
Bukan sebab daun pohon pinggir jalan melindungiku.

Ah!
Daun payung yang kau mekarkan tak hanya melindungiku dari belaian hujan,
Mekarnya menghangatkanku dari dinginnya gundah menjatuhkan hati.

Aku jatuh hati, bukan lagi, namun selalu.