—Inilah senyuman yang melahirkan 50 puisi di linimasa Twitter saya!
~50
selalu ada yang kurang
di dunia yang fana ini.
tapi aku akan berjanji,
dengan satu senyumanmu ini
aku akan merasa tercukupi.
~49
sejak menemukan senyummu,
buku-buku yang dibaca mataku
selalu menceritakan tentangmu.
~48
yang tak mampu kautolak
adalah senyumanku yang telak.
~47
keluarga senyuman
mengucapkan selamat malam
bagi jiwa-jiwa yang rongga mimpinya
masih dipeluk kesedihan-kesedihan.
~46
bibirmu alat musik
yang mampu mengusik
lirik-lirik rinduku dengan asyik~
~45
seandainya engkau
melahirkan dua anak
lelaki dan perempuan,
bolehkah kunamai mereka
Senyaman dan Senyuman?
semata dunia tahu,
keluarga kecil ini lahir
sebab senyuman nyaman
dari kau yang ibu.
~44
sejak mataku menemukanmu
tersenyum di antara terik hari,
gugur dan semi bukanlah musim.
hanya ada satu musim di hatiku
dan itu musim senyummu.
~43
tubuhmu kini langit yang
menyimpan bebintang,
dan aku berteduh di bawahmu.
kau memamerkan bulan sabit
lewat senyum suka cita bibirmu
jadi obat bagi memar luka-lukaku.
~42
aku bisa pergi jauh
dan meninggalkanmu,
tapi senyuman ini
akan menghantui
diriku setiap hari.
~41
aku tak heran kau berpuisi,
diksi-diksi indah di dunia ini
meminjam dari senyumanmu.
~40
benar senyum itu ibadah
yang bisa kautunaikan
bahkan hanya bermodal wajah.
~39
mungkin, luka akan sering iri
pada senyummu walau sendiri.
~38
barangkali hidup
memang lengkung senyum
yang sering melengking
di sela degup jantung.
~37
ketika hidup kalian rasa
telah memberi alasan bersedih,
aku tahu, dunia hanya sedang rindu
senyuman kalian semuanya.
~36
beruntung sekali
lipstik yang mencium
indah bibirmu,
tapi aku lebih beruntung
sebab tahu selalu ada senyum
di wajahmu.
~35
jangan selamatkan aku,
jika aku tergelincir di bibir
tempat senyummu terlahir.
~34
selama kau masih punya senyuman,
duka hidup akan menjelma keindahan.
~33
jejarimu itu, dik, tak bisa
menyembunyikan senyum
dan tak perlu!
~32
senyum terkadang
adalah teriakan
paling meneduhkan
bagi sepasang telinga.
~31
kusangka kau penyair
yang menciptakan puisi
lewat tarikan bibir
di wajah cantik ini!
~30
kabut dan daun yang kedinginan itu
tentu kini merasa hangat karena
senyumanmu.
~29
aku semakin yakin, alasan
mereka yang masih keras hatinya
adalah sebab belum pernah
melihat senyummu yang ini!
~28
kita lihat berapa hati
yang akan terpikat
jika serangan senyuman
kini dua kali lipat!
~27
semiring apa pun kepalamu
melahirkan senyuman,
tetap akan menegakkan keinginanku
membersamai angan-anganmu.
akan kau temukan banyak kepura-purraan
kecuali dalam senyuman
~26
seandainya aku dokter
akan kuberi pasienku resep
dari senyumanmu itu!
~25
kabar baik malam ini:
aku melihat u
di tengah seny’u’man
~24
sepertinya bulan sabit
telah belajar banyak
dari senyum di bibirmu.
~23
hari terbaik internasional, kukira,
akan ditetapkan ketika senyum
terbit di wajahmu yang emosional.
~22
ketika aku sampai ke puncak,
kubiarkan bibirku berbincang pada
udara. dan aku akan mendengar
mereka tak berhenti membicarakan
indah bibirmu yang mengenakan
warna senyuman.
~21
hijau hutan itu
sedang cemburu
pada senyummu
manisku~
~20
kami selalu membayangkan
betapa setan akan bertaubat
jika bumi hanya berisi
senyuman-senyuman
yang manusia buat.
~19
bahaya yang bahagia
dalam hidupku
berasal dari senyummu.
~18
kau bisa buta aksara,
tapi senyumku
akan tetap mampu kau baca.
~17
senyuman paling senyum
hanya lahir dari sepasang bibir
yang tak henti saling mendoakan,
semoga sepasang itu, bibir kita.
~16
mau kalian bawa ke mana
senyuman-senyuman itu?
tolong jangan jauh-jauh,
atau tubuhku akan jatuh.
~15
dari senyumanmu, aku belajar
bahwa caramu memelukku hangat
tak melulu melalui kedua lengan.
~14
walau gigimu
membuat kekasihmu gagu,
senyumanmu membuatnya gigih
mencintaimu.
~13
cahaya pagi
semakin hangat
sejak mencium wajah
yang menyimpan senyummu.
~12
jika tak punya daya bicara
untuk mengungkap segala rasa,
gunakan bibirmu saja yang
menguasai segala bahasa.
~11
sepekat apa pun warna
yang membungkus tubuhmu,
hanya pikat senyummu yang
mampu menerangi diriku merenangi
dirimu hingga dasar desir hatimu.
~10
aku tak pernah sendirian,
senyumanku kini
sahabat terbaik bagi
kesedihan-kesedihan
yang kau tinggalkan
~9
mengapa
kau biarkan senyummu —
membuyarkan rindu-rindu
yang tak pernah mampu
terbayar?
~8
lihatlah, manisku, lihatlah
pendar cahaya kuning yang lahir
dari senyumanku kini adalah
pendar-ahan kenang di hatiku
sebab luka-luka dari abaimu.
~7
aku tantang
apakah bintang
masih berani muncul
setelah melihat senyummu
yang jadi sumber cahaya terpantul
malam-malam setelah ini.
~6
tawa paling tawar mana
yang akan kau tawarkan
padaku malam ini?
tawa yang disebabkan bukan
karenamu, sayang.
~5
aku menduga
dagu yang kau topang itu,
adalah penyebab jantungku
menyukai degup senyumanmu.
~4
oh. ketenangan langit tosca itu,
apakah ia meminjam keindahan
dari tarikan kedua ujung bibirmu?
~3
kami mengintip lubang kamera
dan melihat rona kemerahan,
lalu kami curiga, siapa yang gemar
mencuri gambar-gambar kesedihan?
~2
seandainya pelangi pulang
tanpa mejikuhibiniu-nya,
senyumanmu tetap jadi warna
paling pelangi malam ini.
~1
ini malam alangkah cermin,
menemui yang memenuhi batin
disindir diri sendiri, sendirian —
tanpa sandaran kesadaran.
Alfin Rizal, 29 Mei 2019
catatan: puisi di atas dibuat langsung dari kuis yang saya bikin di twitter saya (@alfinrizalisme) dengan hashtag #senyamansenyuman. teman-teman mengunggah foto selfie senyuman mereka dan saya membuatkan puisinya atas foto tersebut.