Senja
Cerpen
Kutipan Cerpen Senja
Karya anastasiajunita
Baca selengkapnya di Penakota.id
Senja, siapa yang tidak menyukai senja? Perpaduan antara warna kuning dan jingga yang menghiasi indahnya matahari terbenam. Ketika semua orang menikmati betapa indahnya senja, berbeda halnya denganku. Jika boleh jujur, aku sangat membenci senja. Jika kalian bertanya kenapa, hanya ada satu alasan mengapa aku membenci senja. Namaku Kirai, dan ini ceritaku.

Aku baru saja kehilangan seseorang yang sangat berharga di hidupku. Yang bahkan sampai detik ini masih sangat aku cintai. Tragis bukan? Dia datang memberikan warna di kehidupanku dan dia juga yang membawanya pergi. Jika dulu senjaku di temani dengan kehadirannya yang membuat senyum tercipta di wajahku, tapi sekarang hanya ada tangis kesepian yang mengisi senjaku.

Aku sendiri sampai sekarang tidak paham, kenapa ia sangat egois meninggalkanku sendirian. Suatu hari, kami pergi mengelilingi kota Bandung yang sejuk nan asri. Ku tolehkan pandanganku kekiri dan kekanan melihat ramainya kota yang dijuluki Paris van Java ini. Aku tidak bisa sebutkan, mana hari yang lebih sempurna daripada hari ini.

"Raka, beberapa hari ini aku lihat kantong mata kamu semakin hitam. Ada apa?" Ucapku sembari menyentuh bagian bawah matanya perlahan. "Tidak apa-apa, jangan khawatir." Jawabnya lemah sembari menggenggam tanganku erat. Aku menghiraukannya. Aku mengira kalau itu hal yang biasa, mungkin ia hanya kelelahan.

Malam hari akan segera tiba, dan sekarang waktunya senja datang. Raka membawaku keatas Bukit Moko yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Bandung. Kami hanya duduk terdiam sambil menatap matahari yang seakan dilahap gelapnya malam. Dititik ini aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling beruntung, bisa melihat karya Tuhan yang indah yaitu pemandangan matahari terbenam dan juga pasangan hidup yang amat-sangat aku cintai. Tanpa sadar bahwa sekarang hal yang aku kira merupakan sebuah keberuntungan telah tiada. Yang pertama, senja yang sudah dibalut dengan gelapnya malam. Yang kedua, dia. Pasangan hidupku.

Raka sudah tidak sadarkan diri, dan bodohnya, aku hanya menangisinya bukan berseru meminta bantuan. Setelah beberapa hari kepergiannya, barulah aku mengerti bahwa sebenarnya kantung mata yang menghitam itu adalah penyebab kematian Raka. Selama ini secara diam-diam ia selalu mengonsumsi obat-obat tidur. Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa selama ini aku tidak menyadarinya? Kenapa dia tidak cerita? Kenapa dia harus memendam semuanya sendiri? Itulah beberapa pertanyaan yang muncul di kepalaku setelah mengetahui penyebab kepergian Raka.

Untuk apa selama ini aku berada disampingnya, tetapi aku sendiri tidak mengetahui hal-hal apa saja yang sudah ia lewati sehingga ia bisa mati tragis karena overdosis obat tidur? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalaku. Jujur saja aku kecewa. Sangat kecewa. Tapi kekecewaanku itu tertutupi oleh besarnya rasa cintaku untuk Raka.

Terima kasih, senja.
14 Jan 2018 18:36
222
Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: