oranment
play icon
Sawerigading Datang dari Laut: Cerita-cerita yang Paling Lain
Resensi
Kutipan Resensi Sawerigading Datang dari Laut: Cerita-cerita yang Paling Lain
Karya anisasetiani
Baca selengkapnya di Penakota.id

Bagi saya, cerita adalah kompleksitas hidup manusia yang paling detail. Membaca cerita-cerita juga bukan hanya sekadar mengeja kata per kata yang ditulis oleh pengarang, tapi lebih dari itu. Di dalamnya, dijabarkan beragam kedinamikan masalah yang ada—entah tidak sengaja atau sengaja dilupakan eksistensinya. Kali ini, Faisal Oddang ingin mengangkat kembali “kedinamikan masalah” tadi lewat cerita singkat Sawerigading Datang dari Laut.


Sawerigading Datang dari Laut berkisah tentang bagaimana cerita dibangun dari dominasi orang-orang yang selama ini kita anggap “hilang”. Mereka sebenarnya ada dan turut andil dalam mengkonstruksi sistem sosial-budaya kita. Sayangnya, kita yang merasa “besar” menganggap mereka “kecil” dan tidak berarti. Lewat nuansa antara yang riil dan yang fiksi, mereka dihidupkan kembali untuk membuat kita bertanya-tanya adakah manusia yang berkuasa atas manusia lainnya dan ke mana kah perginya humanitas yang selama ini dipegang teguh orang-orang jika masih ada saja yang dianggap kecil?


Kumpulan cerita Sawerigading Datang dari Laut memiliki 15 cerita yang beberapa di antaranya sudah saya baca. Kelima belas cerita tadi berkaitan satu sama lain lewat karakter yang khas Oddang alias Sulawesi banget ngga sih! Entah dari pendeskripsian penyokong latar cerita, nama-nama tokoh yang terlibat, plot yang membuat saya penasaran, ataupun ihwal lain antara batas riil dan bukan riil.


Cerita-cerita Oddang


Saya amat sangat memaklumi Faisal Oddang yang memilih Sawerigading Datang dari Laut sebagai cerita utamanya. Selain karena ceritanya yang unik, logis-tidak logis, menentang hukum alam, dan di luar batas, Oddang mampu “mendobrak” kebiasaan primitif suatu masyarakat yang mengekang kebebasan orang tidak waras—alias gila. Dikisahkan bahwa Zelle adalah gadis muda yang hilang akalnya. Atas inisiatif masyarakat setempat, ia dikurung di ruang sempit di atas menara. Di sana ia menunggu pangerannya datang yang tidak lain tidak bukan adalah orang yang muncul dari laut bernama Sawerigading; singkatnya Weri. Dari Zelle dan Weri lahirlah I La Galigo. Padahal, ada sebuah rahasia besar di balik lahirnya I La Galigo yang disembunyikan.


Selain Sawerigading Datang dari Laut, cerita lain yang tidak kalah “beda” adalah Yang Terbaring di Rumah Arun, Pagi Itu. Tidak, cerita ini tidak berkisah tentang supranatural ataupun absurditas, tetapi tentang perempuan. Diceritakan dengan sudut pandang aku dan kamu, cerita seperti mengalami flashback. Perempuan bernama Isuri yang mengalami pelecehan seksual dari tuannya harus menurunkan takdir buruknya kepada anaknya yang juga mengalami hal yang sama. Isuri yang hanya budak tidak bisa menuntut pertanggungjawaban.


Ada juga Kapotjes dan Batu yang Terapung yang bercerita tentang jugun ainfu alias perempuan pemuas nafsu di zaman penjajahan Jepang. Lewat sudut pandang yang berganti-ganti, cerita mengangkat bagaimana suara perempuan yang digambarkan lemah dan tidak berdaya. Hingga akhirnya, tidak ada yang tahu nasib perempuan bernama Hana ini.


Pertanyaan yang Tidak Perlu Dijawab


Kira-kira begitulah sebagian besar yang ingin disampaikan Faisal Oddang melalui cerita pendeknya. Dengan mengedepankan visi “ada banyak hal di dunia yang bisa digali lebih dalam”, ia meramu cerita dengan segar dan tidak biasa. Tentunya, hal ini tidak terlepas dari kepekaannya terhadap hal-hal minor yang sebenarnya cukup bagus untuk ditunjukkan sebagai sebuah cerita pendek. 


Maka, dari situlah, mengenai pertanyaan saya tentang manusia dan kemanusiaan di atas, bahwa Oddang berusaha untuk menghidupkan kembali antarkeduanya. Mereka sama-sama sudah seharusnya beriringan. Manusia sebagai makhluk yang waras seharusnya mengedepankan kemanusiaan dalam menjalani hidupnya—begitu pula sebaliknya. Lain daripada itu, cerita-cerita di atas banyak mengisahkan tentang yang beda dari yang paling beda, yang lain dari yang palimg lain, dan yang minor dari yang paling minor.


Akhirnya, selamat membaca dan temukan yang beda dari yang paling beda!

calendar
02 Aug 2019 22:06
view
1.7K
wisataliterasi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia
idle liked
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig