Sepertinya dingin lupa
Kita belum menjadi siapa
Mungkin ia mengira
Sapa mesra kita berdua
Itu tanda restu bersama
Dingin bertamu bersama hujan
Seakan tau raga sedang kelelahan
Senandung hujan mengantar raga ke peraduan
Raga yang lelah memanggul harapan
Dingin menghunjam raga yang bersisihan
Membakar jarak tanpa ampunan
Menyulut genderang degup tak beraturan
Mengundang tamu lain, harap dan angan
Bus kita ramai tapi sepi
Raga-raga lelah telah menepi
Tawa sedang pergi
Sapa telah mati
Ruang sepi kita ramai temu
Kita menerima banyak tamu
Dingin yang lupa
Hujan yang mengerti
Lalu harap pun hinggap
Menebar sapa bersama angan
Jemari kita bahagia
Bersatu padu, berkelit saling meraba
Saling beradu, melahirkan kehangatan
Mengundang angan untuk perjalanan
Yang panjang dan tak bertemu sampai
Tapi angan tak sampai tak pernah sampai
Sampai telah tiba
Tamu kita pergi begitu saja
Dingin terusir anak hangat kita
Hujan kehabisan rintik senandungnya
Namun harap tetap hinggap
Ia nyaman menjadi pengganti jarak
Menjaga angan tetap berada di antara kita