ia tulis buku puisi lalu laku terjual
uangnya habis beli kuota, buat senang-senang dengan status media sosial
segala upaya dia lakukan demi peradaban syiarnya
di dinding toilet ia tulis puisi porno yang baik
dalam kelas, ia intip perempuan kampung yang bodoh
ia buatkan puisi diam-diam, tapi menuliskan namanya
katanya, "bila puisiku jelek, kau boleh buatkan puisi balasan untukku"
terus begitu, sampai jadian
Padang