bagaimana mungkin kita belajar menerima
sementara kita sadar, bahwa kehadiran kita pun
belum bisa seutuhnya diterima.
barangkali,
takdirku memang begini, mengharapkanmu berarti
siap memeluk ragu disisa-sisa usiaku.
sudah tahun kedua, tak merasakan hangat tawamu.
dalam benak, selalu menjadi tanya;
bisakah ku temukanmu di fatwa hatiku.
malam itu,
kala hati merasa resah, kudatang kerumahmu
bukan karena tak mampu menahan rindu
kuhanya ingin tahu doaku sampai dikamu.
kedatanganku disambut hangat oleh ayah dan ibumu.
namun, sedikit berbeda denganmu.
tak cukup nyali untuk mengajakmu bersenda gurau.
dimeja itu,
hanya bisa melirik dengan ujung mata
mendengar lirih khas bicaramu serta gelak tawa yang telah lama tak kudengar
namun, sedikit berbeda untukku.
tawa yang cukup membuat perasaan tenang
meski hati terasa ada sekat di dalam tawamu.
Tangerang, 2023
03.00