Dirimu Rimbahana
Hidungmu memang tidak setinggi hidungku, tapi disanalah pucuk syahdu rindu yang mengakar dari lembah matamu.
Kerlingmu sedari dulu adalah momen kunanti juga kutakuti. Hingga ku menyadari, berkaca pada kornea mu membuat anak lidahku pasi.
Kini aku memandangmu dari jauh, tapi tetap saja Rerimbun alis mata mu menyimpan kesejukan, reranting bulu mata mu yang lentik membawa ketenangan dan lekukan senyummu sungguh meneduhkan.
Aku ingin terus menemu mu, Rimbahana.
Pekanbaru, 5 September 2018