Di kamar sempit ini
Hanya mimpi yang lapang
Dan ruang kata-kata kian luang
Berkeliaran kertas puisi
Antaranya tersisa sebatang umur laki-laki
Yang luka-luka berlumur darah kopi
Terbakar lagu-lagu sendu
Setelah kabar perempuannya hilang mengabur
Mengalir deras mata airÂ
Mengairi kedua lembah pipi
Hingga tiba di ujung tanjungÂ
Bermuaralah air mata amarah
Cerenti, 1 Juli 2019