MINGGU YANG BERULANG
Kutipan Puisi MINGGU YANG BERULANG
Karya astrajinggaasmasubrata
Baca selengkapnya di Penakota.id

/1/


Pagi belum jauh dari cangkir kopimu,

dan yang terdengar cuma sayup hujan.

Minggu seperti ranjang tua terbalut


selimut tebal. Patahan sayap laron di pintu

mengabarkan kesuwungan yang liyan

pada tatap matamu. Tak ada Bapa,


tak ada sabda juga penebusan dosa.

Waktu yang tersangkut di tembok kusam itu

mendetakkan sunyi lubuk duli sanubari;


Segalanya adalah rindu. Menunggu atau

ditunggu, kau tahu: Minggu bernaung

dalam tangkupan telapak tanganmu.


/2/


Kau tersenyum melihat seekor kupu-kupu

menghinggapi bunga plastik di atas meja,

sementara jemarimu terus mengusap debu


di selembar foto keluarga. Kau tahu, semua

yang berwatak haru akan harum jua dengan

pelukan ibu yang hangat seperti Minggu.


Kau menunduk. Matahari kian meninggi

dan percik hujan di kaca perlahan lenyap,

malih menjadi kultus sabda; Hosea 6:3.


Dan di seberang jalan, Yohanes pemandu pun

berseru: "Itulah anak domba yang dulu nyaris

hilang!". Minggu yang berulang baru saja 


menemukan hatimu.



(sorowajan, 2019)

17 Jun 2019 12:51
117
Kafe Basabasi Sorowajan, Jalan Sorowajan Baru, Tegal Tanda, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: