Panjangkan pandangmu
Di jembatan rawa Tegowanu
Tunggulah, sunyi akan bergetar
Dan bau anyir itu
Tercium juga di hidung yang radang
Tentu tak ada rumpun kembang
Hanya rumput kering
Terbakar terik matahari, meski
Pada kegersangan itu kau dengar juga
Jerit kengerian yang merah
Apa yang menyembul di benakmu
Dari 52 tahun sejarah kelam
Adalah rahasia terpendam
Yang sengaja diluputkan
Dan diabaikan sebuah Buku Hitam
Pada seantero pandang
Di parit kumuh itu kau dengar juga
Luapan harapan untuk ditemukan
Bukan sebagai korban
Hanya secuil ingatan
Sebuah bangsa yang beranjak dewasa
Yang hendak kau akrabi kini
(sorowajan, 2018)