Sudah Sampai di Mana Kita?
Puisi
Kutipan Puisi Sudah Sampai di Mana Kita?
Karya ayacanina
Baca selengkapnya di Penakota.id

Katakanlah, kekasih,


mengapa bisa Sungai Nil mengalir di sekujur tubuhmu


tapi kau kian kerontang?


Ikan-ikan kehausan, pohon akasia gugur di punggungmu,


dan aku menyaksikan segalanya di balik muslihat


seekor rubah dan kaok burung gagak.


 


Berapa banyak pura-pura yang menyaru


di sepanjang jalan ini?


 


Kita tahu tidak pernah ada titik


—persimpangan di antara kita hanya perihal koma


dan huruf miring yang dipaksakan


semata-mata untuk mengaburkan rindu.


 


Di mana lagi bisa kuternak ubur-ubur,


katak yang dikutuk, dan seribu domba


kalau bukan di lidahmu?


Di mana lagi bisa kutanak batu dan


menyulapnya jadi mie instan rasa ayam spesial


kalau bukan di dadamu?


Beruang kutub menjelajahi Cina, bihun


warna merah muda, mata-mata luar angkasa.


Matamu rindang padang ilalang.


Di hadapanmu, seseorang berlindung di dalamnya


dari gersang dan tanda elipsis panjang.


 


Dunia begitu luas dan kita tidak pernah


ke mana-mana.


 


Beritahu aku, kekasih,


mengapa bisa aku membelah sungaimu,


berenang di dalamnya, dan sengaja tenggelam?


Udara menjadi kuning, angin menjadi ribut.


Ikan-ikan di perutku berguncang


mencari air yang lebih biru dari mataku.


 


Berapa banyak cuma-cuma yang menyaru


sebagai jalan pulang?


 


Kita tahu tidak pernah ada


—cuma…


 


Bertanyalah, kekasih


Bertanyalah lewat bibirku,


sudah sampai di mana kita?


 


(Jatinangor, 2019)

31 Jul 2019 13:24
651
19 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: