oranment
play icon
Kucing Terbang dan Pohon Anggur
Cerpen
Kutipan Cerpen Kucing Terbang dan Pohon Anggur
Karya bhatarafana
Baca selengkapnya di Penakota.id

Seekor kucing mendarat di pekarangan rumahnya. Ia mengingat kejadian sebelum apa yang matanya konsumsi saat ini: Lari keliling taman, makan roti isi coklat, dan minum air mineral botolan yang ia beli di warung. Tidak ada yang terlalu aneh. Apa karena dua hari lalu ia buang air kecil di toilet umum SPBU dan tidak menyiramnya? Rasa-rasanya juga tidak. Dan, dia juga punya pembelaan sebab tidak ada gayung di bak airnya.


Tapi tidak ada salah lihat kali ini. Bahkan tidak sampai lihat; dengar dan raba pun jadi indera yang mau tidak mau menjadi saksi kucing yang mendarat di pekarangan rumahnya. Ada suara dengung yang begitu dalam, disusul dengan jemari-jemari mungil kucing tersebut yang menyentuh tanah. Ada vibrasi halus, ia merasakan di telapak kakinya yang bertelanjang di kamar tidur.


Pemandangan ini hanya terpisah kaca tipis kamar tidurnya di lantai 2. Ia tinggal seorang diri di rumah yang relatif besar ini: salah satu dari sekian banyak rumah keluarganya yang selama 10 tahun sempat terbengkalai, hingga sekitar 1 tahun lalu, ia merenovasinya besar-besaran dengan uangnya (sebenarnya, uang keluarganya juga. Ia tidak pernah mengenal konsep bekerja untuk mendapatkan uang).


Keluarganya, pada dasarnya, telah hancur lebur. Ia mempunyai banyak sekali saudara: sekitar 8. Tiga di antaranya ia rasa telah mati karena ia sama sekali tidak tahu mereka ada di mana. Tiga lainnya, pindah menjadi warga negara asing: Russia, Kanada, dan China. Satu kabur dari satu negara ke negara lainnya karena terafiliasi dengan sindikat jejaring distribusi obat terlarang. Dan satu lagi, ada di rumah sakit jiwa dengan pengamanan tinggi: Ia pernah membakar 1/3 pusat perbelanjaan akibat di dalam nasi gorengnya, terdapat kerikil. Ayah dan ibunya? Juga sudah mati, sepertinya, karena umur tua.


Di luar gelap cukup padat, ada beberapa pendar lampu kecil yang ia pasang di pekarangan. Cahaya lemah putih kekuningan membanjiri keseluruhan tubuh kucing itu. Ia memicingkan matanya: Kucing tersebut agak gemuk dengan perut buncit dan kaki-kaki yang buntal, berwarna dominan putih dengan bercak abu kecoklatan di sedikit perut dan kepalanya. Ia melengsing cukup kencang dari atas. Namun ketika tubuhnya telah dekat dengan tanah, begitu lembut setiap kaki-kaki gemuknya menapak. Sehingga ia yakin, kucing ini bukan jatuh, tapi mendarat dari sebuah...penerbangan?


Mereka saling bertatap-tatapan. Ia dan si kucing. Tanpa ia sangka-sangka, kucing tersebut agak setengah berlari menuju teras rumahnya. Kamarnya berada pada sisi yang sama dengan teras dan pintu masuk, sehingga ia yakin bahwa kucing tersebut akan masuk rumahnya. Matanya tidak melihat ke arah depan, melainkan kepada kamar. Kucing tersebut tidak lepas melihat ia.


Ada suara kaca pecah. Shit, loncat kayanya. Di samping kanan dan kiri pintu masuk rumahnya setelah teras, ada kaca setinggi 2 meter yang membentang dari titik dasar lantai sampai ke atasnya. Tidak ada tralis, hanya ditutup gorden. Kenapa sampai mecahin kaca? Ia mengingat-ingat, sepertinya, ia belum pernah melihat ada kucing asing yang sebegitu inginnya masuk ke rumah seseorang sampai mau menabrakan dirinya ke sebuah kaca, dengan segala risiko kemungkinan kucing tersebut dapat tertusuk pecahannya.


***


Ia turun. Di ruang tamunya, mendadak, semua anggota keluarganya lengkap. Semua; dari ayah, ibu, hingga 8 saudaranya. Mereka duduk dalam kesunyian pekat yang mengendap di ruangan. Di meja tengah, ada kucing terbang yang ia lihat tadi. Kucing tersebut juga ikut berdiam diri. Matanya terus menuju ia. Sedang seluruh anggota keluarganya, terpaku memandang kucing tersebut.


Tidak ada kata yang ia mampu keluarkan. Orang tua yang telah berbelas tahun tidak ia jumpa, saudara-saudaranya yang bahkan beberapa ia mulai lupa bentuk wajahnya, semua tiba-tiba menciptakan banjir rob dari sebuah ketidakmungkinan. Semua duduk melingkari kucing tersebut, pada sofa yang memang berbentuk huruf U.


Pilihan yang rasa-rasanya memungkinan baginya adalah ikut duduk di situ. Masih ada tempat kosong di sofa, tepat bersebelahan dengan saudaranya yang tinggal di Kanada. Tidak ada satupun suara atau kata yang menetes kala itu. Lampu remang menyelinap jatuh di tiap-tiap wajah yang ada di ruang tamu. Kucing itu hanya berdiam diri. Sesekali menjilati tubuhnya yang buntal.


Malam itu, sunyi adalah mata uang utama dalam setiap kemampuan eksistensi manusia dan kucing. Berkedip seolah-olah sudah menjadi suara paling berisik. Ia duduk, memandang kucing tersebut. Ada perasaan yang begitu membahagiakan dalam dirinya, seolah ia siap buncah dalam waktu dekat. Sebuah kehangatan dan ketenangan yang ia lama tidak cicipi. Bahkan, ia begitu mendambakan ini seumur hidupnya. Terima kasih, kucing gemuk yang terbang.


***


Rumah Kosong yang Dibanjiri Pohon Anggur

Kota A, 29 Februari 2000


Warga sekitar dilanda kebingungan yang begitu mendalam. Pasalnya, sebuah rumah di area Y yang dihuni oleh seorang lelaki bernama Z yang berusia sekitar 19 tahun mendadak kosong tanpa ada jejak dari Z sedikit pun. Bukan hanya kosong, rumah Z juga mendadak ditumbuhi oleh rimbunan pohon-pohon anggur yang sangat lebat-merambat. Beberapa bahkan telah menghasilkan anggur-anggur hijau dan merah.


Saksi menyatakan bahwa sekitar 2 hari lalu, ia masih bertemu dengan Z. Ia menambahkan, ia bertemu di warung yang ada di persimpangan jalan. Saat itu, Z kelihatannya sehabis berolahraga. Ia membeli sebuah air mineral botolan.


Kejanggalan ini saat ini ditangani oleh polisi lokal setempat. Semua orang bertanya-tanya: Ke mana Z pergi? Mengapa rumahnya 'diserang' oleh rimbunan pohon-pohon anggur? Apa yang terjadi sehingga kejadian ini muncul?


Warga sekitar tidak tahu dengan yakin siapa keluarga Z yang bisa dihubungi. Sepengetahuan mereka, keluarganya relatif banyak di luar negeri, dan Z juga merupakan yatim piatu.


Polisi masih mendalami TKP untuk mendapatkan jejak lain. Satu-satunya hal yang sepertinya 'ditinggalkan' Z adalah seekor kucing putih dengan beberapa tompel abu kecoklatan. Ia ditemukan tengah asyik berlarian di antara sofa-sofa yang telah habis dilumat oleh rambatan pohon anggur.


Warga sekitar masih tidak paham atas apa yang terjadi.


***


-Bhatarafana

03/08/24


calendar
03 Aug 2024 15:23
view
39
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig