-Malaikat Tuhan datang kepada Gideon dan mengatakan, “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani” (Hakim-hakim 6:12). Tetapi Gideon malah mengatakan bahwa kaumnya adalah kaum yang terlemah dan dirinya adalah yang termuda dari kaum lemah tersebut.
-Tuhan menampakkan diri kepada Musa dan mengatakan, “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir” (Keluaran 3:10). Tetapi Musa malah mengatakan bahwa dia merupakan seseorang yang tidak pandai berbicara.
-Tuhan mengatakan kepada Yeremia bahwa dia terlahir dengan sebuah rancangan yang besar, yaitu untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Tetapi Yeremia malah mengatakan kepada Tuhan bahwa dia tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan dia juga terlalu muda.
*INSECURE! Itu lah yang mereka rasakan waktu itu, dan juga apa yang mungkin beberapa dari kita rasakan hari ini. Mengapa kita insecure? Tiga hal yang membuat kita seringkali insecure adalah:
1.PENOLAKAN
Ditolak oleh orang yang kita sukai, ditolak oleh sekolah yang kita inginkan, atau ditolak oleh perusahaan yang kita harapkan. Penolakan-penolakan ini seringkali mempengaruhi pandangan kita akan diri kita sendiri. Apakah saya terlalu jelek? Apakah saya terlalu bodoh? Apakah saya terlalu lemah?
2.KRITIK
Setiap orang pasti mengerti apa rasanya memiliki seorang haters. Entah mengapa para hatersini menyadari setiap kesalahan minor yang kita miliki dan senang untuk mempublikasikannya kepada semua orang. Bahkan terkadang yang para hatersbicarakan ini sebenarnya bukanlah kelemahan kita, melainkan hanyalah sesuatu yang tidak sesuai dengan seleranya. Kita sebenarnya tau bahwa kritik-kritik dari para haters ini seharusnya tidak perlu menjadi sesuatu yang kita hiraukan, tetapi seringkali kita tetap memberikannya kesempatan untuk mempengaruhi emosi dan pikiran kita.
3.PERBANDINGAN
“Dia mendapatkan pacar baru lagi sedangkan saya tidak dapat-dapat.” “Mereka pergi liburan keluar negri lagi sedangkan saya lima tahun terjebak disini.” “Mereka punya anak lagi sedangkan saya sudah lima tahun mencoba tetapi tidak pernah berhasil.” Membandingkan berkatmu dengan berkat orang lain tidak akan pernah membawakan apa pun yang baik ke dalam kehidupanmu. Mengapa? Karena perbandingan membuat kita lupa akan berkat kita, dan malah fokus akan berkat orang lain.
Penolakan, kritik, dan perbandingan dapat membuat diri kita INSECURE dan dapat membuat diri kita hancur. Jadi, bagaimana kita dapat mengalahkan ketiga hal ini di dalam hidup kita? Menurut saya, cara terbaiknya adalah dengan mengetahui apa yang Tuhan telah katakan tentang diri kita.
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)
Kebenarannya, identitas kita adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Sesungguhnya, kita itu terpilih, dikasihi, dan juga diperlengkapi. Semakin kita menyadari akan kebenaran ini, semakin kita dapat hidup bebas dari perasaan insecure. Kita harus ingat bahwa kasih Tuhan kepada kita tidaklah terikat pada situasi kita menurut diri kita sendiri, melainkan terikat pada salib Kristus dimana Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa kita. Kamu begitu special di mata Tuhan sehingga Dia rela memberikan yang terbaik yang dapat Dia berikan. Bukankah seharusnya hal ini membuat kita bersukacita dan bukan malah merasa insecure?
Percayalah bahwa ketika kamu ditolak, berarti Tuhan sedang menutup pintu yang salah. Percayalah bahwa ketika kamu dikritik, berarti kamu sedang mengerjakan sesuatu yang memang berarti. Percayalah bahwa kamu tidak perlu membandingkan keadaanmu dengan keadaan orang lain—karena Tuhan memiliki berkat unik tersendiri bagi hidupmu. Kalahkan perasaan insecure di dalam hidupmu dengan meletakkan fokusmu dengan benar. Letakkanlah pandanganmu kepada Tuhan yang telah menciptakanmu, yang telah menyelamatkanmu, yang telah memilihmu, yang telah menyertai hidupmu, dan yang berjanji akan selalu memimpin langkahmu.