Apa yang muncul di benak kita saat kata ‘kesempatan kedua’ muncul? Untuk saya pribadi ada pertanyaan yang muncul di benak saya, “apakah setimpal?”. Terkadang jika kata itu muncul banyak keraguan yang muncul. Seperti apakah kesempatan ini pantas diberikan atau kepercayaan saya akan dipatahkan lagi atau apa yang mereka pikirkan sampai berani - beraninya meminta kesempatan tersebut dan meminta rasa kasihan tersebut juga banyaknya keraguan – keraguan lainnya. Walaupun jawaban yang muncul berbeda - beda tergantung pada kasusnya dan permasalahannya. Tapi apa yang alkitab katakan mengenai isu ini. Tertulis di
Matius 18:21-22 “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Dari ayat tersebut, kita bisa mengetahui bahwa kita harus mengampuni saudara kita dan memberikannya kesempatan kedua sesering yang kita butuhkan karena kasih karunia Allah terhadap manusia juga tidak ada habis – habisnya. Walaupun kita sebagai manusia juga pasti merasakan kegelisahan dan terkadang ketidakadilan terhadap pernyataan tersebut. Tapi Allah sudah berfirman kepada kita ciptaannya. Oleh sebab itu marilah kita mengampuni saudara – saudara kita dan memiliki kasih karunia terhadap sesama. Seperti yang tertulis di
1 Korintus 15:10 “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia – sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”
Demikian jurnal saya pada hari ini, semoga lewat pesan yang sudah saya utarakan dapat kita pahami bahwa kasih karunia kita terhadap sesama melalui kesempatan kedua juga mencerminkan karakter Allah yang selalu menyertai kita setiap saat.