Kutipan Puisi
-Rubanah Memorabilia-
Karya
choirulanwaren
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Di dalam sebuah rubanah.
Kawanan binatang gelagasi membangun rumah.
Membentengi kotak-kotak masa lalu yang mulai resah.
Terjebak dalam kidung yang mendengkingkan kesah.
Meratapi setiap derap langkah gegabah.
Aku masih di dalam rubanah.
Kepul jerebu semakin mengecambah.
Pada setiap sudut-sudut yang acap terjamah.
Oleh cita dan renjana yang mulai merekah.
Oleh angkuh dan jelangak yang terus menyerapah.
Aku masih di dalam rubanah yang sama.
Rubanah yang kandilnya enggan menyala.
Rubanah yang udaranya pengapkan dada.
Rubanah yang dindingnya lembap, membiakkan cendawan dan spora.
Rubanah yang geladaknya kian lapuk dimakan usia.
Persis, seperti semua cerita dalam setiap lembar memorabilia.
Sialnya, aku masih juga di dalam rubanah itu.
Memunguti ceceran mimpi-mimpi usang berdebu.
Mengerik onggokan ampas dan sepah yang mulai membatu.
Menyapu setiap serakan remah dari cerita masa dulu.
Mengemasnya dalam kotak cerita kebahagiaan paling semu.
Unduh teks untuk IG story