oranment
play icon
Hi Ron! Selamat Datang
Cerpen
karya @chroo
Kutipan Cerpen Hi Ron! Selamat Datang
Karya chroo
Baca selengkapnya di Penakota.id

SETELAH patah berkeping keping, seharusnya aku lebih kuat lagi. Setidaknya itu yang aku harapkan, meski kemudian aku masih belum sepenuhnya berhasil.

~Malam itu, tiba – tiba ada DM Instagram yang masuk. Sebuah nama yang membuatku sedikit bergetar. 

Tumben.. Gumamku dalam hati.

“Siapa yang sakit Ra?”

“ Mbak-ku”

~Sebuah pesan singkat yang mengawali beratus-ratus chat kemudian. Entahlah, 4 tahun seharusnya sudah cukup untuk menghapus habis segala rasa yang aku hipotesiskan sebagai cinta waktu itu. Seharusnya sudah cukup kehadiran seorang setelah kamu menjadi warna yang akan melupakan kamu sepenuhnya. Namun, mengapa kemudian begitu cepat titik titik rasa itu itu muncul kembali, menjadi garis, bangun datar dan membangun ruang megah lagi. Aku kalah.

~Terakhir bertemu 2015, tetap sebatas tatap dan senyum tipis. tidak ada kata yang bisa diucap bebas. Saling memutuskan pergi karena ketidakpantasan dari berbagai arah. ~Semesta memang seolah membentangkan jarak, tidak ada titik temu, tidak ada penjelasan yang menegaskan atas seluruh rasa yang sama sama kita simpan. Di hatiku, ia begitu megah sampai di dua tahun setelah itu aku masih hidup dengan doa doa yang begitu abu. ~Kemudian saat aku berhasil melepas pergi dengan utuh, ada yang datang dan aku gamit tangannya dengan mantab meski kemudian juga hancur berkeping-keping. Hingga tidak ada keyakinan di dadaku untuk memulai kembali membangun dengan yang lain. ~Namun tanpaa diduga kamu datang kembali. Seseorang yang sudah dikenali hatiku, entah sejak pertemuan pertama di bumi atau memang sebelum itu. Meski tidak sengaja kita memulai kembali sebuah cerita lama yang kita usaikan tanpa jelas awal dan akhirnya. Aku tidak mau bercocoklogi, kalau kemudian hanya akan membentangkan harapan harapan semu yang membuatku jatuh patah lagi. Maka aku putuskan untuk membangun logika yang waras di atas perasaanku itu. Memang seharusnya begitu bukan?

Beratus ratus chat itu terus belanjut dan semuanya adalah tentang cerita masa lalu, perkenalan kembali dan penjelasan atas keputusan yang lalu. Seharusnya aku sudah mendapatkan semua jawaban ini sejak dulu. Namun memang bukan salahmu, aku juga memilih diam dari pada bertanya waktu itu. ~Kemudian Secepat kilat prosesnya kamu tiba tiba memintaku ku di subuh buta, mungkin sama sama masih ngantuknya, tapi semoga sama sama merespon dengan sadar.

“ Kamu mau dengan ku?”

“ Mau apa?”

“ Menikah”

“ Gak usah melucu subuh-subuh”

“ Aku serius, justru di subuh ini kita perjelas semuanya”

“ Masak iya lewat chat ngomongnya”

~Sejurus kemudian kita berbincang lewat whatsapp dan aku dengan mudahnya mengiyakan. Kamu protes bukan? mengapa aku begitu cepat mengiyakan. Aku sendiri juga bingung, mengapa aku tidak banyak berbicara seperti dengan yang lain, kenapa aku tidak banyak alasan seperti dengan yang lain, mengapa juga aku tiba tiba mengiayakan. Semakin aku berpikir untuk menemukan alasannya aku semakin tidak menemukannya. satu satunya alasan hanyalah karena itu “kamu”.

~Kalau kemudian kamu beratanya ‘memang aku kenapa’. Aku tidak bisa menjawab lagi. Dulu 4 tahun yang lalu pun, mata dan hatiku tertaut karena apa aku juga tidak benar benar memahaminya. Seolah olah semua cenderung padamu begitu aja, yang jelas, aku tidak pernah sama sekali melihat kamu dari parasmu, wong waktu itu kamu gondrong, rambut dikuncir di belakang, style juga gak begitu rapi, apalagi kamu merokok, somethings that i hate. Aku mengutuk sumpah serapah tidak akan jatuh cinta dengan laki-laki merokok. Katamu, justru ketika kita mencintai dengan alasan, kita akan saling meninggalkan dengan hilangnya berbagai alasan itu bukan? 

~Sekarang status kita berubah. Dari yang sebatas kenal dan teman, kini menjadi sepasang calon. Oke kita calon. Calon pasangan.

~Kamu senang bukan? aku juga. Setidaknya itu yang aku dugakan terhadap perasaanmu. Meski aku tidak tahu yang sesungguhnya bagaimna, namun setidaknya aku tenang atas dugaaan itu. 

~Awalnya kita mudah saja untuk menerka jalan ke depan begitu mudah dilalui, begitu indah deskripsinya. Namun ketika di jalani, terjal rasanya untuk ditempuh dengan alas setipis ini dan aku berdoa semoga tidak ada yang berubah menjadi datar di hati. lambat laun chat kita menjadi singkat berawal di pagi dan bersambung di malam hari, tidak pernah tuntas. Aku perempuan dengan segala tabiatku yang penuh duga, detektif KW, pencemburu dan perasa ini mendorongku untuk merubah rindu menjadi hal hal negatif yang lain. Oke, saat seperti itu aku butuh pelukan, meski hanya melalui emoticon, toh jika dipeluk sungguhan aku belum mau meski aku ingin. Aku tahu, kamu sibuk dengan segala kondisimu, logiku yang waras memahami itu, tapi sebagain diriku yang gila menjadi menuntunku menuruti perasaan dan egoku. Kamu masih mau memaafkannya bukan? tapi yakinkan kepada ku, bahwa kita baik baik saja, bahwa kamu juga sehat dan akupun juga akan sehat. Sehat dalam arti yang luas tentunya. 

~Sesuatu yang aku pelajari pada perjalan ini adalah, bahwa yang akan menjaga kita di perjalanan panjang ini adalah kewarasan hati dan pikiran atas segala yang kita lalui. Ego sebagai fitrah Manusia harus ditekan rendahkan, bahkan ditiadakan oleh masing masing diri. Eksistensi ego itu justru akan diadakan oleh pasangan yang kita ambil dirinya sebagai orang yang kita percayai menemani diri kita. ~Perjalanan ini tidak perlu banyak penjelasan atas apa apa yang kita ambil jelas di depan. Ia lebih banyak membutuhkan kebertanggungjawaban serta pemahaman dan penerimaan yang luas tak berujung. Tak perlu menagih tulus dan bukti, anggap terus kita yang berhutang tulus satu sama lain. Agar tetap mampu berjalan bersampingan tanpa mengekang langkah satu sama lain. Membangun asa dan rasa dengan segala gelak bahagia dan duka. Namun terus saling memeluk memberi ruang bertumbuh bersama. 


~

~Dulu, semua rasa itu harus aku bunuh dengan tega. Aku harus lepas meski separuh jiwaku ikut pergi. Aku sakit, namun aku harus tetap mengeras untuk melupakanmu. Sampai aku kelalahan sendiri dan menyadari cara terbaik untuk melupakan adalah jusru mengingatnya dengan baik. 

~Saat ini, aku bertemu dengamu untuk yang kedua kalinya, meski kemudian aku mengkhwatirkan banyak hal. Tapi sunggguh aku berusaha untuk meredam segala hal bodoh untuk lebih berdewasa dan pantas.

~ Aku masih seperti dulu, meski sebagian aku telah berubah karena perjalanan dan waktu. Caraku mencintai dan merindukan tetap sama, berbentang kilometer ini aku lipat dengan doa-doa yang tiada henti, dengan bacaan dzikir sebisaku. Apakah aku menjadi sok bersih karena ini? Atau menjadi orang yang memasang diri sebagai profil alim. Menurut ku sendiri tidak. Bahkan ini adalah standar rendah atas diriku yang tidak mampu bertahan dengan baik dalam gelombang dahsyat cinta dan rindu.

~Tuhan tolong peluk dia sekarang, segala gusar dan gemelut pikirnya uraikan. Aku mohon. Aku belum bisa membuatnya ringan melangkah dan menghangatkannya ketika dingin menusuk atau membuatnya dingin saat panas di hatinya membuat tubuhnya terbakar. Seka setiap air mata dan peluhnya. Cium keningnya. Kuatkan tubuhnya untuk tegak berdiri dan berlari. Engkau tahu semuanya tentangnya di dalam hatiku dan padaMu aku percayakan seluruh itu.

~Kamu adalah doa yang sempat aku lupakan. Namun ternyata Tuhan tidak melupakannya. Hari ini kau dihadapanku kembali sebagai laki-laki yang hatinya aku miliki. Terimakasih telah kembali lagi, mengetuk pintu hati ini, membesarkan jiwa yang telah rapuh. Bagiku, di keningmu dengan segala kerutan yang kau dapatkan dari hidupmu, kamu adalah puisi yang hidup di dalam gelap dan terang. Cemerlang di kala pagi, sejuk di kala siang dan hangat ketika malam. Kamu adalah laki-laki dengan bahu yang kamu sediakan untuk menjadi pelukan siapapun yang lemah di samping kanan kirimu. Kau sediakan cinta yang lembut di balik keras jalannya kehidupanmu. Terlebih lagi, engkau adalah laki-laki yang dekat dengan keluargamu, yang bagiku dapat dipercaya untuk dititipi hati perempuan.

~Bagiku, segalamu adalah cerita yang membangkan sekaligus membuatku kecil di hadapanmu. Dengan segala kurangku, tidak ada yang bisa kamu banggakan atasku, namun aku tetap mengharapkan mu pada Tuhan.

~

~

~ Semoga kita berjodoh Ron. Selamat datang di duniaku.


calendar
15 Oct 2019 19:16
view
99
wisataliterasi
Jl. Raya Kediri - Plosoklaten, Bangkok, Kec. Gurah, Kediri, Jawa Timur 64181, Indonesia
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig