Hujan, Aku, dan Kamu.
Cerpen
Kutipan Cerpen Hujan, Aku, dan Kamu.
Karya dan.iann
Baca selengkapnya di Penakota.id

Hari ini hujan membasahi kota. Aku memutuskan untuk melihatnya dari jendela dan bersandar disana. Suara rintik hujan ditambah dengan musik klasik Fredric Chopin, mampu mengingatkanku denganmu. Ditemani segelas teh hangat dengan gula yang terlalu banyak, hasil melamunkan dirimu begitu larut, aku bersandar di jendela besar rumahku. berharap kamu akan datang dan memeluk erat diriku, serta mengucapkan maaf walau hanya bisikan lirih. Namun, kamu 'tak pernah lakukan itu.


Tiga tahun lalu, saat semua masih baik-baik saja, setiap kali hujan turun, aku selalu memejamkan mata, mengingat keberadaanmu di sampingku. Tanpa sentuhan yang memabukkan, hanya sekedar berdiskusi ditemani alunan musik klasik yang kamu percayai mampu meningkatkan kecerdasan otak. Aku hanya tersenyum lalu membawakannya kukis coklat dan teh hangat yangkamu tebak selalu kelebihan gula, selepas itu hanyalah suara-suara tawa.


Atau jika sedang bosan berdiskusi, aku dan kamu meringkuk di dalam selimut sembari menonton film. Tetap ditemani teh hangat kelebihan gula dan kukis coklat. Aku bersandar di dadamu, mendengarkan detak jantungmu yang cepat membuatku tersenyum. Terkadang, jika aku tertidur di atas dadamu, kamu akan membiarkannya seperti itu demi melihat wajahku yang sedang tertidur pulas.


Atau jika sedang 'tak ada film bagus, kamu akan mengajakku bermain hujan di luar. Nampak aneh memang melihat dua manusia yang sudah melewati masa-masa remaja mereka berlarian di tengah derasnya hujan dan tertawa bersama. Namun, kamu tidak pernah mempedulikan itu. Pakaian kami basah dan bibirku sudah membiru kedinginan. Sampai di rumahku, aku memberikanmu handuk dan teh hangat tanpa mempedulikan diriku sendiri. Tiba-tiba kamu menaruh gelas yang isinya sudah kamu habiskan, lalu merengkuh tubuhku masuk ke dalam pelukanmu. Rasanya hangat, setelah itu, tak ada kata-kata di antara kami. hanya keheningan dan suara gemericik air di luar sana.


Untung hujan sudah reda. Sekadar mengenangmu 'tak membuatku puas. Aku ingin menemuimu, meskipun keluargamu akan melemparkan batu api ke arahku. Aku terus menyetir mobilku sampai ke tempatmu. Sepi dan luas, seperti biasanya. Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam dan mencarimu. Aku menemukanmu! Tengah berbaring dengan damai di tempat peristirahatan terakhirmu.


"Hai, Sayangku. Bagaimana rumah barumu? Terlihat sempit, ya. Tentu saja, agar selingkuhanmu itu 'tak ikut masuk ke dalam rumah barumu, Sayang,"


--dania,





03 Apr 2019 18:21
188
2 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: