Mungkin saat ini, kau hadir menjelma ular
Sedikit berbisa
Mematuk ingatan
Mengalir dalam aliran
Melilit tangan dan kaki
Penuh dengan jilatan
mendesis
ketika kau ingin menyeburkan bulan
dalam kelopak matamu
"𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉𝒎𝒖 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊, 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖! ", katamu.
Suara ombak
Iman kepada angin
bersujud kepada ingin
mendayung tak pernah sampai
Kaki-kaki bergelantungan
Di atas putaran jam
Mendawai kisah-kisah tentang bunglon dan kuda yang meringkik kesakitan
"𝑳𝒊𝒉𝒂𝒕𝒍𝒂𝒉! 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒖𝒈𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒅𝒂𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒊𝒏𝒈!"
Memelihara kenang memanglah seperti kuku yang di cat berulang kali
Kau tak akan bisa memotong para monyet dan iblis pengembara itu.
Meninggalkan jubah putih dan kalung manik-manik puisi
bintang-bintang selalu saja mengedipkan matanya
Dan terpelanting jauh
di binar matamu
Yogyakarta, 2020