Dara-dara penebar ingatan
benihnya tumbuh di jemala
berkembang bianglala,
menghiasi masa lalu
sedang masa depan hilang ditelan kesunyian
dan mengakar lekat dengan perangaimu
nun anggun
tak ada yang ku sambut disini
hanya kenangan-kenangan yang berlalu lalang
menyapapun tidak, bahkan aku berniat tuk meleburnya
dipuncak ingatan dibukit bintang
tubuh malam kian dingin
angin sibuk mengantarkan rindu
mungkin tersesat
diantarnya bukan pada sang penerima rindu
mungkin alamatnya palsu
hari terakhir berpesan pada angin
lalu aku menitipkannya pada rinai hujan
biar kau hirup petrikor saat rintik demi rintik
turun bersama kenangan-kenangan
yang atak mungkin ku pungut kembali
hanya bisa kusimpan
di jendela bersama kertas yang tak bernoni
Yogyakarta, 2020)