Untuk puisi
Aku lahir dari rahim para penyair
dibuai oleh tinta-tinta air mata
menua bersama waktu dan kesunyian
bertengadah dalam semburat
mulut-mulut berspektrum isyarat
menyala disaat aku terbuat
dan redup disaat aku tak taat
Aku adalah pelarian orang-orang
sakit hati, kesepian dan kerinduan
Aku selalu membagi tubuhku
menjadi sajak demi sajak
Imaji demi imaji
sepanjang jalan tak berjarak
menjalin setiap yang berderak
di keabadian
Barangkali, namaku
adalah puisi
Yogyakarta, 28 April 2020.