Pilihan Kedua
Cerpen
Kutipan Cerpen Pilihan Kedua
Karya daniann
Baca selengkapnya di Penakota.id
“Maaf ya, aku tidak bisa menemanimu malam ini. Dia ingin aku mengajaknya jalan jalan. Maaf, aku tak punya pilihan lain.” Suaramu terdengar seperti memohon, dan dengan suara setengah berbisik.

Ia menghela napas. “Iya. Tidak apa apa. Aku bisa paham, kok.” Padahal seharusnya kamu lihat penampilannya yang sudah rapi, dan cantik hanya karena kesempatan bertemu kalian hanya seminggu sekali. Namun kamu membatalkannya, karena dia.
Ia menutup telepon, lalu berkaca. Pantulan di kacanya menghasilkan seorang perempuan dengan pakaian kasual namun tetap terlihat anggun dengan polesan make up tipis. Ia menggigit bibir bawahnya. Sulit rasanya melihat orang yang dicintai lebih memproritaskan orang lain. Dadanya mulai terasa sesak. Salahkah ia jika mengharapkanmu bisa memberinya waktu lebih padanya?
***
“Minggu kemarin kita tidak jadi bertemu, ya.” Ucapmu ketika ia menutup pintu mobilmu. Ia mengangguk. Hatinya senang sekali ketika kamu mendapat keluangan waktu untuk bisa bersamanya.
“Dua minggu ke depan juga sepertinya kita tidak bisa bertemu. Dia sedang hamil muda sekarang, dan butuh perhatian lebih sepertinya. Aku tidak paham. Aku harap itu anak kita, bukan anak aku dengannya.” Lanjutnya. Seperti sedang dibuat terbang, namun dijatuhkan kembali. Ia tersenyum paham. Lantas kalian pergi ke tempat kalian biasa pergi. Menghabiskan separuh malam bersamamu rasanya lebih berharga dari apapun, ya?
“Kamu senang hari ini?” tanyamu.
Ia mengangguk antusias. “Aku senang sekali malam ini. Terima kasih ya.” Padahal dirinya masih memikirkan perkataanmu tadi. Iya, seandainya saja ia yang mengandung. Ia ingin tahu menjadi seperti apa kamu ketika ia sedang mengandung buah hatinya. Ia pun keluar dari mobil, dan pergi masuk ke dalam rumahnya.

“Kamu sudah dirumah?” ia meneleponmu
“Aku sedang belanja untuk keperluan hamilnya. Ternyata perempuan hamil itu butuh banyak keperluan juga, ya.”
Ia berusaha tertawa, namun terdengar parau. “Memang seperti itu. Kalau aku yang ada di posisi itu, bagaimana?”
“Aku tidak akan mengeluh sedikit pun, sayang.”
“Sudah dulu, ya. Aku harus beres beres.” Lalu ia menutup teleponmu. Ia sejujurnya sedang menahan sesak di dadanya. Iya, kalau. Hanya kalau. Nyatanya, ia hanya dijadika pilihan kedua. Bohong jika kamu bilang tidak sayang pada pilihan pertama. Mustahil perempuan itu bisa hamil kalau kamu tidak ada rasa sedikitpun. Ia kembali berkaca. Menemukan dirinya dalam baju rumah dan terlihat kusut. Lalu ia tertawa karena melihat penampilannya sekarang. Ia rindu tertawa yang tulus.
***
Dua minggu sudah terlewati, sekarang sudah masuk bulan kedua sejak telepon singkat terakhir mereka. Ia masih bersender di jendela besarnya, berharap kamu datang dan memberi kejutan kecil, selayaknya pasangan lain. Ia tidak menghentikan aktivitas mengajarnya, bedanya ketika malam ia selalu berdiri di jendela, menunggumu. Teleponnya berbunyi, wajahnya sumringah.

“Halo? Kamu disana, sayang? Aku minta maaf, tapi sepertinya istriku
tahu kalau aku selama dua tahun ini masih berhubungan denganmu. Ia membawa pisau untuk menusuk bayi yang di dalam perutnya jika benar terjadi. Aku mohon, sayang. Maaf kita harus sampai disini dulu.” Lalu kamu menutup teleponmu tanpa mendengar sepatah kata pun darinya. Mungkin kamu tidak ingin membuat ia semakin terluka. Tapi, itu malah semakin membuatnya terluka. Ia mematung di tempatnya. Ia akhirnya tahu, ini resikonya jadi pilihan kedua di hidupmu. Benar benar di nomor duakan. Artinya, bukan kamu tidak sayang pada istrimu, melainkan kamu hanya menjaga perasaannya saja. Membuatnya seolah olah prioritas utama, padahal kamu lebih memprioritaskan istrimu.

Ia menangis dalam diam. Terlalu sakit hanya sekedar untuk bersuara. Dua tahun yang ia rela korbankan ternyata hanya menjadi seperti ini.

Mungkin sekarang baru terlihat jelas siapa yang lebih kamu pilih. Ia layaknya sandal rumah yang sudah usang. Nyaman dipakai ketika tidak ada orang. Namun untuk bertemu banyak orang sepatu bagus yang dipilih, walau tak nyaman sekalipun.
10 Nov 2017 00:40
214
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: