Dari balik nada yang tenang berenang di pendengaran
ada sebuah kisah mengharap puja dan puji
akhir cerita tak persis seperti titik, ia berkoma tapi tak ingin melanjutkan
kita terbiasa bicara dengan suara pelan
sampai-sampai aroma biji kopi menguar dari kebun entah mana
memisahkan tatapan nanar kita yang selalu curiga
tapi terlalu saling percaya
tawa kita membeku di udara
dan kadang terlihat jelas kerutan di ujung mata
mungkin sepasang cangkir lebih dulu sadar kita bukan kita
mereka bukan sepasang, tapi secangkir kopi yang hitam legam dan secangkir teh yang beraroma
menit berlalu tapi serintik hujan lebih paham kita bukan diri kita dahulu
langit abu-abu rapat-rapat menyembunyikan masa lalu
agar kita tetap menjadi pelupa
agar kita bisa tersenyum tanpa tahu apa-apa
agar kita menangis seperti bayi yang tak berdosa
Dari balik diam kita yang sunyi menggali kenangan
ada sebuah pertemuan yang tak juga hilang dari pandangan
semacam tatapan yang tak rela dilupakan
bahwa kita berjarak dengan perpisahan
dan kita memendam kerinduan.